Makna Religius di Balik Puisi `Maut` Karya Ibrahim Sattah

Avatar photo

- Jurnalis

Kamis, 16 Desember 2021 - 22:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Salmiati, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Maritim Raja Ali Haji

MAUT

dia diamdiam diamdiam dia dia diamdiam diamdiam dia
diamdiam dia dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam
diamdiam
maut

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan.

Salah satu karya sastra adalah puisi. Pada puisi ‘Maut’ yang ditulis oleh Ibrahim Sattah mempunyai makna tersirat tentang maut yang bisa datang kapan saja dan tanpa aba-aba.

Baca Juga:  Makna Sosial di Balik Puisi ’Sedekah Air Susu’ Karya Yurnaldi

Ibrahim Sattah adalah pendobrak puisi modern Indonesia. Dengan karya-karya puisinya yang berangkat dari mantra. Ibrahim Sattah lahir di Tarempa, sebuah kota kecil di kawasan Pulau Tujuh, Laut Cina Selatan, Provinsi Kepulauan Riau tahun 1943 dan meninggal pada usia 43 tahun di Pekanbaru, 19 Januari 1988.

dia diamdiam diamdiam dia dia diamdiam diamdiam dia
diamdiam dia dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam
diamdiam
maut

Mempunyai makna bahwa maut atau kematian merupakan suatu hal akan dirasakan oleh siapapun tidak peduli kepada siapapun, dimana pun maut datang tanpa isyarat tanpa aba-aba. Kita sebagai manusia hanya bisa mempersiapkan diri sendiri sebaik mungkin, karena mau tidak mau maut pasti akan mendatangi kita satu persatu secara tiba-tiba.

Baca Juga:  Penusukan Berujung Maut di Desa Cempa, Kecamatan Bakung Serumpun

Dari puisi “Maut” karya Ibrahim Sattah seakan-akan mengingatkan kita akan kematian yang merupakan hal pasti datang kepada manusia. Tapi terkadang manusia lupa akan dengan kata kematian yang sebenarnya sudah ada didepan mata cepat atau lambat semuanya akan bertemu dengan yang namanya kematian.

Follow WhatsApp Channel ihand.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Membangun Kepemimpinan Inklusif Pasca Pilkada: Menghapus Sekat Politik untuk Kepri yang Berkeadilan
Dukung Penuh Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto: Bripka Dony Firmansyah Dorong Ketahanan Pangan Desa Tanjung Harapan Melalui Budidaya Cabai Rawit
Bawaslu Lingga Apresiasi TNI-Polri dan Masyarakat Jaga Pilkada Damai
Syukuran Kemenangan Pasangan Nizar-Novrizal di Kelurahan Sungai Lumpur: Momentum Rasa Syukur dan Persatuan
Pasangan Nizar-Novrizal Dominasi Pilkada Lingga, Unggul Capai 70 Persen Suara
PDAM TIRTA Lingga Terima Penghargaan dari Kementerian PUPR NUWSP
Gorong-gorong Rusak, Warga Mensanak Terpaksa Konsumsi Air Asin
Bawaslu Lingga Ajak Masyarakat Bersama-sama Jaga Kondusifitas Jelang Pemilihan
Berita ini 18 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 Desember 2024 - 18:32 WIB

Membangun Kepemimpinan Inklusif Pasca Pilkada: Menghapus Sekat Politik untuk Kepri yang Berkeadilan

Selasa, 3 Desember 2024 - 16:20 WIB

Dukung Penuh Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto: Bripka Dony Firmansyah Dorong Ketahanan Pangan Desa Tanjung Harapan Melalui Budidaya Cabai Rawit

Selasa, 3 Desember 2024 - 14:21 WIB

Bawaslu Lingga Apresiasi TNI-Polri dan Masyarakat Jaga Pilkada Damai

Selasa, 3 Desember 2024 - 12:44 WIB

Syukuran Kemenangan Pasangan Nizar-Novrizal di Kelurahan Sungai Lumpur: Momentum Rasa Syukur dan Persatuan

Rabu, 27 November 2024 - 18:42 WIB

Pasangan Nizar-Novrizal Dominasi Pilkada Lingga, Unggul Capai 70 Persen Suara

Berita Terbaru

Ketua DPRD Kepri, Iman Sutiawan | f. Cahyo

Seputar KEPRI

DPRD Kepri Dukung Pembentukan Provinsi Kepulauan Natuna Anambas

Jumat, 14 Mar 2025 - 21:51 WIB