Sajak Sendu dan Pesan Pilu di Balik Puisi `Tentang Kita` Karya Yuanda Isha

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 15 Desember 2021 - 20:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Marni Astuti, Mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Marni Astuti, Mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Tentang Kita
Oleh: Yuanda Isha

Setelah hujan menyinggahi atap rumahmu
Bisu berguguran di jendela
Melukis senyap
Dari sebuah sisi, sanubari

Lalu sebait sajak milik bulan yang tertinggal di kamar
Terabai: atau lebih tepatnya tak tergapai?
Oleh nyanyian jiwa
Oleh rindu yang tak lagi berupa
Senyap menyadap debar dada

Kali kesekian kita diam
Membiarkan angan menikahi sepi
Di dinding waktu
Dalam bilik sebuah ragu

Engkau, aku. Pernahkah menjadi kita?
Sekedar jamah, seputar hiruk pikuk cinta yang sejatinya tak nyata

Kali entah kian menggamangkan keadaan
Kian rindu rancu tak tergenggam
Sepi, aku kamu tak jua mampu memaknai mimpi

Yuanda Isha, lahir di Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Menyukai puisi semenjak SMP dan mulai menulis puisi saat masuk SMU. Buku puisi tunggalnya yang terbit adalah Seribu Satu Puisi (2015), Perempuan Menulis (2017), Sejak Kau Ajari Aku Membaca. Ada pun buku antologi bersama yang memuat karyanya antara lain Etape Pejalan Malam (2014), Nyanyian Asmara Perempuan Luka (2014), Menyemai Ingat Menuai Hormat (2015), Kidung Cinta Yuanita (2015), Blencong (2016), Akar Rumput (2017), Akar Cinta Tanah Air Udara Indonesia (2017), Masih Ada Matahari yang Akan Terbit (2017), Mengunyah Geram: Seratus Puisi Melawan Korupsi (2017), Sergam (2018). Saat ini dia aktif sebagai pengasuh Komunitas Sastra Nusantara yang berada dalam naungan Yayasan Halaman Yuan.

Baca Juga:  Bawaslu Lingga Ajak Masyarakat Bersama-sama Jaga Kondusifitas Jelang Pemilihan

Puisi `Tentang Kita` karya Yuandha Isha memiliki makna yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan percintaan. Setiap kata yang terkandung dalam puisi `Tentang Kita` memiliki makna adanya seseorang dalam kehidupannya.

Setelah hujan menyinggahi atap rumahmu
Bisu berguguran di jendela
Melukis senyap
Dari sebuah sisi, sanubari

Pada bait pertama, mempunyai makna yaitu hujan mendatangi rumah kekasihnya bukan tanpa alasan, tapi untuk mengingatkan setiap detik kenangan, kenangan yang hadir membuat kekasihnya bersikap seakan bisu di hadapan turunnya hujan mengingat kenangan yang dimilikinya, tanpa melakukan sesuatu, baik dari arah mana pun, maupun hati.

Lalu sebait sajak milik bulan yang tertinggal di kamar
Terabai: atau lebih tepatnya tak tergapai?
Oleh nyanyian jiwa
Oleh rindu yang tak lagi berupa
Senyap menyadap debar dada

Pada malam hari seorang penulis yang berada di kamar membuat sebuah puisi untuk mengingat kembali kenangan yang pernah ada di hidupnya bersama sang kekasih, yang saat ini sulit untuk diulang kembali yang kini hanya mampu untuk dikenang, akhirnya penulis hanya bisa mengingat kembali kenangan bersama kekasihnya dengan tangisan, dengan rindu yang tak berwujud, yang tak bersuara bersatu dengan seluruh nafasnya.

Kali kesekian kita diam
Membiarkan angan menikahi sepi
Di dinding waktu
Dalam bilik sebuah ragu

Kejadian yang selalu aku dan kamu lakukan untuk tidak berkata-kata hari ini terjadi lagi, membuat penulis dan kekasih hanya melakukan pandangan terhadap ingatan dengan hening, yang fokus terhadap waktu, dalam sebuah ruang keraguan, kata bilik sendiri memiliki arti ruang atau kamar.

Baca Juga:  Apa itu Eccedentesiast, Berikut Penjelasan dan Tanda-tandanya

Engkau, aku. Pernahkah menjadi kita?
Sekedar jamah, seputar hiruk pikuk cinta yang sejatinya tak nyata

Penulis yang berpikir dan bertanya-tanya kepada dirinya, pernahkan dia menjalin suatu hubungan, bukankah ia dan kekasihnya hanya sekedar untuk sekedar singgah sebentar, kata jamah sendiri memiliki arti mencicipi sebentar, hanya menambah gaduh tentang percintaan yang tidak nyata.

Kali entah kian menggamangkan keadaan
Kian rindu rancu tak tergenggam
Sepi, aku kamu tak jua mampu memaknai mimpi

Berapa kali selalu merasa takut dan khawatir melihat kondisi saat ini, keadaan yang selalu rindu yang membuat bingung dan tak bisa untuk dimiliki atau diulang kembali, keadaan yang sunyi pun tak dapat untuk penulis dan kekasihnya mengartikan sebuah mimpi apa yang kita inginkan.

Puisi di atas menjelaskan tentang kehidupan percintaan seorang penulis, yang begitu rumit dan ragu dengan perasaan yang dimilikinya. Hubungan percintaan yang tidak bisa untuk dimiliki, hanya bisa untuk mengingat sebuah kenangan milik berdua yang tidak mungkin bisa untuk kembali.

Penulis adalah Mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Follow WhatsApp Channel ihand.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dukung Penuh Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto: Bripka Dony Firmansyah Dorong Ketahanan Pangan Desa Tanjung Harapan Melalui Budidaya Cabai Rawit
Bawaslu Lingga Apresiasi TNI-Polri dan Masyarakat Jaga Pilkada Damai
Syukuran Kemenangan Pasangan Nizar-Novrizal di Kelurahan Sungai Lumpur: Momentum Rasa Syukur dan Persatuan
Pasangan Nizar-Novrizal Dominasi Pilkada Lingga, Unggul Capai 70 Persen Suara
PDAM TIRTA Lingga Terima Penghargaan dari Kementerian PUPR NUWSP
Gorong-gorong Rusak, Warga Mensanak Terpaksa Konsumsi Air Asin
Bawaslu Lingga Ajak Masyarakat Bersama-sama Jaga Kondusifitas Jelang Pemilihan
Optimalisasi Embung Gemuruh dan Pembangunan Pipa Transmisi Air Baku Rampung, Masyarakat Lingga Nikmati Pasokan Air 24 Jam
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 3 Desember 2024 - 16:20 WIB

Dukung Penuh Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto: Bripka Dony Firmansyah Dorong Ketahanan Pangan Desa Tanjung Harapan Melalui Budidaya Cabai Rawit

Selasa, 3 Desember 2024 - 14:21 WIB

Bawaslu Lingga Apresiasi TNI-Polri dan Masyarakat Jaga Pilkada Damai

Selasa, 3 Desember 2024 - 12:44 WIB

Syukuran Kemenangan Pasangan Nizar-Novrizal di Kelurahan Sungai Lumpur: Momentum Rasa Syukur dan Persatuan

Rabu, 27 November 2024 - 18:42 WIB

Pasangan Nizar-Novrizal Dominasi Pilkada Lingga, Unggul Capai 70 Persen Suara

Selasa, 26 November 2024 - 13:48 WIB

PDAM TIRTA Lingga Terima Penghargaan dari Kementerian PUPR NUWSP

Berita Terbaru