Tak hanya sembako, deretan produk UMKM lokal seperti kerupuk ikan, rengginang terasi, hingga pulut hitam ikut mengisi tenda-tenda bazar. Produk olahan tangan warga sendiri itu seolah menjadi bukti bahwa ekonomi rakyat kecil masih bisa berdiri asal diberi ruang.
Febrizal mengakui, ini kali pertama bazar murah menyentuh langsung Kecamatan Singkep Barat, dan respon masyarakat sangat luar biasa.
Ia memastikan ketersediaan stok tetap aman hingga hari terakhir pelaksanaan. Bahkan, ia menyampaikan bahwa Disperindagkop Lingga akan membawa program ini berkeliling kecamatan-kecamatan lain.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami ingin kehadiran pemerintah benar-benar terasa. Bukan hanya bicara, tapi hadir di lapangan, melihat langsung senyum masyarakat,” katanya mantap.
Di antara kerumunan, Dina, seorang ibu rumah tangga warga desa setempat.
“Sudah lama tak bisa beli bahan dapur selengkap ini. Terima kasih untuk semua pihak yang sudah peduli pada kami,” ucapnya haru sambil memeluk dua kantong plastik berisi sembako.
Warga yang datang tak hanya berbelanja, tetapi juga saling menyemangati. Bazar ini menjadi ruang pertemuan emosi antara lelah dan harapan, antara tekanan hidup dan secercah keringanan. Di tengah gejolak harga pasar, Disperindagkop Lingga membawa napas kelegaan.
Bazar murah Singkep Barat bukan sekadar agenda ekonomi, melainkan gerakan kemanusiaan yang merajut keberpihakan pemerintah dan kekuatan rakyat dalam satu panggung solidaritas. Di sinilah kebijakan berubah menjadi kenyataan.
Penulis : Cahyo Aji
Halaman : 1 2