Simbol Cinta Kasih dalam Puisi `Anai-anai` Karya Ramon Damora - ihand.id | Informasi Harian Andalan Indonesia    

Simbol Cinta Kasih dalam Puisi `Anai-anai` Karya Ramon Damora

 Simbol Cinta Kasih dalam Puisi `Anai-anai` Karya Ramon Damora

Oleh: E. Mariani, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Anai-anai

Kau adalah puisi tak kumiliki
Sejak alismu teratur
Bagi segala kehancuran

Kau sayap embun yang mahir
Menyamarkan air mata
Dari incaran mahasurya

Kau pohon seluruh mohonan kasih
Sebelum terbujuk gergasi

Tapi kau dalih untuk memilih
Di didih doa yang mana
Puing-puingmu kunamakan
Atau ke putih dosa nan apa
Hiruk-pikukmu kuapikan

Suatu waktu di musim panas
Bila daun-daun ingatan
Mulai terhempas ke tanah
Lekaslah kau uraikan aku
Menjadi ciuman-ciuman
Yang menepis punah

Saat tiada kau suakan lagi
Kayu hari untuk menggigit rindu
Kau tahu aku terbersit di sini
Dalam lemari penuh kitab tubuhmu

Tubuhmu yang lampau
Ketika semua yang tak kumiliki
Masih
Kau
(2013)

Puisi Anai-Anai merupakan salah satu diantara banyaknya puisi yang ditulis oleh Ramon Damora yang di muat dalam sebuah buku puisi berjudul Bulu Mata Susu (2008). Ramon Damora atau biasa dikenal dengan Ramon, lahir di Muara Mahat (Kampar), Riau, 02 April 1978. Beliau dinobatkan sebagai penerima Anugerah Jembia Emas tahun 2020. Sosoknya dinilai menonjol dari aspek keahlian dalam dunia sastrawan dengan hasil karya dan prestasinya.

Dilihat dari judul puisi ‘Anai-anai’ memiliki makna yang bagus dan menarik bagi pembaca. Dalam puisi tersebut memiliki makna yang misterius, karena menceritakan tentang kehilangan akan seseorang yang tidak mungkin kembali lagi seperti anai-anai. Selain itu penggunaan bahasa yang sulit dipahami membuat pembaca menjadi penasaran untuk menelusuri maksud dari puisi tersebut.

Seperti yang tersirat dalam larik puisi ini pada bait pertama;
Kau adalah puisi tak kumiliki
Sejak alismu teratur
Bagi segala kehancuran

Makna puisi tersebut seseorang yang di anggap sebagai tempat bercerita yang tidak mungkin dimiliki, wajahnya nan indah tetapi menjadi air mata kesedihan.

Baca Juga:  Makna Religius di Balik Puisi `Maut` Karya Ibrahim Sattah

Pada larik berikutnya;
Kau sayap embun yang mahir
Menyamarkan air mata
Dari incaran mahasurya

Bermakna seseorang yang seperti pelindung yang selalu ada kini bersembunyi dibalik air mata yang menjadi penglihatan bagi seluruh manusia.

Larik berikutnya;
Kau pohon seluruh mohonan kasih
Sebelum terbujuk gergasi

Simbol yang digunakan dalam larik ini menjadi tanda tanya bagi pembaca, apakah kepercayaan terhadap sesuatu atau memiliki makna lain yang dimaksud dalam puisi ini. Gergasi artinya suka makan orang. Seperti layaknya dalam puisi yang berjudul anai ini telah hilang di makan menjadi anai.

Selanjutnya dalam larik;
Tapi kau dalih untuk memilih
Di didih doa yang mana

Dalam larik di atas memiliki simbol religius bahwa setiap kita memiliki alasan untuk memanjatkan doa atas segala sesuatu yang terjadi.

Puing-puingmu kunamakan
Atau ke putih dosa nan apa
Hiruk-pikukmu kuapikan

Larik pada puisi di atas pada kata puing-puing simbol dari maritim. Makna doa yang di panjatkan bersih. Seperti pada kata Atau ke putih dosa nan apa. Putih yang berarti suci tanpa ada dosa. Pada kata hiruk-pikukmu memiliki makna ramai. Ramai dalam meminta pujian kepada sang pemilik kasih.

Pada larik ini;
Suatu waktu di musim panas
Bila daun-daun ingatan
Mulai terhempas ke tanah
Lekaslah kau uraikan aku
Menjadi ciuman-ciuman
Yang menepis punah

Bermakna bahwa jika suatu ketika musim panas dan daun gugur ke tanah uraikan lah doa atas kepergian seseorang tersebut. Kerinduan yang tidak mungkin kembali seakan kita hanya dapat menciumnya saja tanpa dapat melihatnya kembali.

Saat tiada kau suakan lagi
Kayu hari untuk menggigit rindu
Kau tahu aku terbersit di sini
Dalam lemari penuh kitab tubuhmu

Dalam simbol larik puisi di atas bermakna bahwa ketika tidak ada dirinya lagi betapa orang sangat merindukannya. Sesekali mengingat akan seseorang dalam lemari penuh kitab tubuhmu mengungkapkan jika seperti kayu yang di makan oleh anai, kecil tidak terlihat tetapi kenangan yang masih mengurung duka terdalam bagi dirinya.

Baca Juga:  Makna Sosial di Balik Puisi ’Sedekah Air Susu’ Karya Yurnaldi

Pada larik terakhir di puisi ini yaitu;
Tubuhmu yang lampau
Ketika semua yang tak kumiliki
Masih
Kau

Dalam larik di atas simbol yang dapat di ambil yaitu simbol cinta kasih, di mana pembaca mengartikan cinta dan rasa sayang terhadap seseorang yang telah tiada itu sangat menyakitkan. Hanya merindukan namun tidak dapat bersama selamanya.

Dapat kita lihat makna puisi “Anai-anai” karya Ramon Damora memiliki makna tersembunyi yang mendalam bagi pembaca. Kehilangan memang menyakitkan bagi semua orang. Namun, Apakah puisi ini memiliki makna `Kehilangan seseorang yang di sayang namun hanya ada kenangan yang tersimpan seperti layaknya anai?`

Anai-anai menjadi puisi yang menyimpan banyak misteri kesedihan. Puisi yang menggambarkan kisah seseorang yang di tinggal pergi ini bagus, hanya saja pembaca mungkin kesulitan memahami makna yang di sampaikan. Sehingga membuat pembaca harus berulang kali membaca agar dapat memaknai dari sudut pandang sendiri.

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *