Langkah ini bertujuan untuk memperkenalkan kebaya labuh secara lebih luas, sekaligus membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan pakaian tradisional Melayu.
Tidak hanya itu, Pemkab Lingga melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperindagkop) serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lingga, bekerja sama dengan Bank Indonesia dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya, menggelar berbagai kegiatan yang mempromosikan kebaya labuh.
Salah satu acara yang sukses menarik perhatian publik adalah lomba fashion show kebaya labuh pada 19 Agustus 2024 di Implasemen Timah, Dabo Singkep.
Acara ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat, terbukti dengan banyaknya penonton yang hadir untuk menyaksikan keindahan kebaya labuh yang diperagakan para peserta.
Kebaya Labuh: Identitas Budaya yang Terus Hidup
Sebagai bagian dari warisan budaya Melayu, kebaya labuh tidak hanya menjadi simbol tradisi, tetapi juga identitas masyarakat Lingga yang harus dilestarikan.
Upaya pelestarian ini sejalan dengan visi Pemkab Lingga untuk menjadikan budaya lokal sebagai salah satu daya tarik utama daerah.
Pengakuan UNESCO terhadap kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda memberikan momentum baru bagi Pemerintah Kabupaten Lingga untuk terus mengembangkan kebaya labuh sebagai salah satu ikon budaya.
Dukungan regulasi pemerintah, partisipasi masyarakat, dan kerja sama berbagai pihak menjadi kunci utama agar kebaya labuh tetap eksis di tengah perubahan zaman.
Melalui berbagai upaya yang telah dilakukan, Pemkab Lingga menunjukkan komitmen nyata untuk menjadikan kebaya labuh bukan hanya sebagai pakaian tradisional, tetapi juga warisan budaya yang dapat dibanggakan di tingkat nasional maupun internasional.
Dengan terus melibatkan masyarakat dan memperkuat regulasi, kebaya labuh diharapkan dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang sebagai simbol identitas dan kebanggaan budaya Melayu di Kabupaten Lingga.
Penulis : Ivantri Gustianda
Editor : Cahyo Aji
Halaman : 1 2