Menurut Joni, pemerintah desa setempat tak pernah meninjau langsung kondisi rumahnya. Tidak ada survei, tidak ada pendataan, apalagi aksi nyata.
“Kami cuma ingin rumah itu bisa diperbaiki. Tidak usah bagus, yang penting tidak bocor saat hujan, dan kami bisa tidur dengan tenang,” ujarnya lirih.
Kisah Joni bukan sekadar cerita kemiskinan, melainkan potret nyata ketimpangan yang terjadi di tengah kampanye pemerintah soal ‘pemerataan kesejahteraan’.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Jika seorang warga harus menunggu hingga rumahnya benar-benar ambruk untuk mendapatkan perhatian, maka ini bukan sekadar kelalaian ini adalah pembiaran struktural.
Sampai kapan Joni dan warga miskin lainnya harus menanti bantuan yang tak kunjung datang? Akankah rumah yang hampir roboh itu menjadi saksi bisu atas abainya pemerintah terhadap rakyat kecil?
Penulis : Cahyo Aji
Halaman : 1 2