Ihand.id | Lingga – Sebuah langkah monumental dalam upaya melestarikan sekaligus memajukan warisan budaya tak benda Kabupaten Lingga, Tudung Manto, baru-baru ini bergulir.

Bertempat di Gedung Daerah Daik Lingga pada hari Senin, 8 Desember 2025, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Lingga sukses menggelar Pembinaan Kualitas Mutu Pengrajin Tudung Manto.
Kegiatan ini secara tegas menempatkan kualitas produk dan inovasi pengrajin sebagai pilar utama dalam memperkuat ekonomi kreatif daerah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pembinaan strategis ini secara langsung dihadiri oleh tokoh-tokoh kunci penggerak kebudayaan dan ekonomi lokal. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lingga, Ibu Hj. Feby Sarianty Novrizal, memimpin langsung semangat para peserta.
Sementara itu, tonggak acara dibuka oleh sambutan inspiratif dari Ketua TP PKK Kabupaten Lingga, Ibu Maratusholiha Nizar.

Mempertahankan Jati Diri Melalui Peningkatan Keterampilan
Dalam pidato pembukaannya, Maratusholiha Nizar tidak hanya menyampaikan formalitas, tetapi juga menanamkan urgensi yang mendalam tentang pentingnya pembinaan ini.
Ia dengan gamblang menegaskan bahwa pembinaan kepada para pengrajin Tudung Manto bukan sekadar agenda rutin, melainkan investasi krusial untuk menjamin kesinambungan warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Di tengah derasnya arus modernisasi, upaya melestarikan kerajinan tangan tradisional menuntut strategi yang adaptif dan proaktif.
“Melalui kegiatan ini, kita secara kolektif menuntut para pengrajin untuk meningkatkan keterampilan mereka ke level yang lebih tinggi,” ujar Maratusholiha Nizar dengan penuh semangat.
Ia menekankan bahwa pengrajin harus mampu memahami standar mutu produksi yang semakin kompetitif, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Namun, peningkatan mutu ini harus berjalan beriringan dengan komitmen untuk tidak meninggalkan nilai-nilai tradisi yang menjadi ciri khas esensial dari Tudung Manto.
Tudung Manto, sebuah penutup kepala khas Melayu yang sarat makna filosofis dan estetika, merepresentasikan identitas masyarakat Lingga. Memperkuat kualitasnya berarti memperkuat fondasi identitas daerah itu sendiri.
Pembinaan ini secara khusus menyasar peningkatan kualitas mulai dari pemilihan bahan baku, teknik menganyam, pewarnaan, hingga pada proses finishing produk. Pengrajin diajak untuk tidak hanya menghasilkan, tetapi menciptakan karya yang memiliki daya tarik visual dan kualitas daya tahan yang superior.
Lebih dari itu, Maratusholiha Nizar juga menyoroti aspek ekonomi. Ia mendorong para pengrajin agar mampu beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus berubah.
Inovasi desain tanpa menghilangkan pakem tradisional menjadi kunci. Produk Tudung Manto harus bertransformasi dari sekadar benda budaya menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi yang mampu menopang kesejahteraan keluarga pengrajin.
Strategi Kualitas dan Inovasi: Visi Dekranasda Lingga
Sesi diskusi kemudian menjadi forum penting di mana strategi konkret untuk memajukan Tudung Manto dirumuskan. Ketua Dekranasda Kabupaten Lingga, Ibu Hj. Feby Sarianty Novrizal, mengambil alih panggung dan menyampaikan penegasan yang menjadi inti dari visi Dekranasda.
Ia secara gamblang menyatakan bahwa pembinaan ini merupakan langkah strategis yang terencana untuk tiga tujuan utama: menjaga kualitas, melestarikan nilai seni, dan memperkuat identitas budaya daerah.
“Kita harus memandang Tudung Manto lebih dari sekadar karya kerajinan tangan,” tegas Feby Sarianty Novrizal.
“Tudung Manto adalah simbol warisan leluhur yang harus kita jaga dan lestarikan dengan sepenuh hati,” ia menambahkan.
Penulis : Ivantri Gustianda
Halaman : 1 2 Selanjutnya
















