Perempuan Masa Kini: Bukan Lagi Bayang-Bayang, Tapi Cahaya Perubahan

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 13 Juni 2025 - 14:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nurjanah (Ketua Umum KOHATI Cabang Tanjungpinang-Bintan) | f. Red

Nurjanah (Ketua Umum KOHATI Cabang Tanjungpinang-Bintan) | f. Red

Korps HMI-Wati yang biasa di singkat dengan KOHATI, di dirikan pada tanggal 2 jumadil akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 pada kongres ke VIII di Solo. Pembentukan KOHATI di latarbelakangi oleh kebutuhan untuk meningkatkan kualitas dan peran HMI-Wati, yang mana sebagai bagian dari pengembangan misi HMI secara luas.

Adapun organisasi yang lahir sebelum KOHATI adalah berbagai organisasi yang bergerak di bidang keperempuanan, baik yang bersifat nasional maupun regional. Contohnya Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI) terbentuk sebagai bagian dari upaya mempersatukan berbagai kelompok wanita untuk menanggapi isu politik dan sosial pada masa itu, termasuk dalam menghadapi gerakan 30 September. dan berbagai kelompok organisasi perempuan lokal yang fokus pada isu-isu lokal. Seperti pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi perempuan.

Di sinilah peran organisasi perempuan menjadi sangat penting. Salah satunya adalah KOHATI, atau Korps HMI-Wati, yang merupakan bagian dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

KOHATI bukan sekadar organisasi berbasis keislaman dan keperempuanan.

Ia adalah ruang tumbuh, ruang aman, dan ruang perjuangan bagi para perempuan muda untuk memahami bahwa mereka punya hak yang harus dihargai, dijaga, dan diperjuangkan.

KOHATI bukan hanya tempat berkumpul dan berdiskusi. Ia bisa menjadi pelindung, penggerak, dan penyembuh.

Ia bisa menjadi pelita bagi mereka yang masih berada dalam gelapnya ketidakadilan.

KOHATI bisa menjadi “jembatan” yang menyambungkan perempuan dengan akses hukum, pendampingan psikologis, dan pemberdayaan ekonomi.

Di tangan kader-kader KOHATI yang peka dan peduli, organisasi ini bisa menjadi mesin perubahan sosial yang nyata dan menyentuh kehidupan perempuan paling rentan sekalipun.

Mereka harus berani mengambil peran. Tak hanya sebagai pendamping atau pengamat, tapi juga sebagai pengambil keputusan, pelaksana program, dan pendobrak batas. KOHATI harus menjadi suara lantang ketika perempuan lain dibungkam, menjadi mata tajam untuk melihat ketimpangan, dan tangan kuat yang siap merangkul mereka yang hampir menyerah.

Baca Juga:  Tidak Lagi Menjabat Sebagai Wakil Bupati Lingga Usai DCT Dirinya Keluar, Neko : Kita Fokus dan Optimis Untuk Hasil Yang Maksimal di 2024 Nanti

Bayangkan, jika setiap anggota KOHATI bergerak di kampus, di lingkungan, di komunitasnya, menyebarkan pengetahuan tentang hak-hak perempuan, membuka ruang curhat yang aman, dan memperjuangkan korban kekerasan untuk mendapatkan keadilan—maka satu demi satu perempuan Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan.

KOHATI harus bisa menjadi oase—tempat perempuan menemukan harapan. Menjadi “api” yang membakar semangat, bukan “abu” yang tertiup angin.

Mereka harus jadi panutan bagi organisasi perempuan lain, menunjukkan bahwa kesetaraan bukan mimpi yang terlalu tinggi, tapi kenyataan yang bisa dicapai jika diperjuangkan bersama.

Pada akhirnya, perjuangan ini memang tak akan selesai dalam semalam.

Tapi dengan semangat yang tak padam, dengan kerja keras yang terus menyala, dan dengan keberanian yang tak goyah, perempuan Indonesia akan sampai pada titik di mana mereka tak lagi bertanya, “bolehkah aku berdiri?” Tapi akan berkata dengan tegas, “aku di sini, dan aku siap memimpin.”

Penulis : Nurjanah (Ketua Umum KOHATI Cabang Tanjungpinang-Bintan)

Follow WhatsApp Channel ihand.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dinkes Lingga Catat 21 Kasus Kanker Sepanjang 2025, 1 Pasien Meninggal Dunia
Kejati Kepri Terima Kunjungan Sesjampidum Kejagung RI: Dorong Transparansi dan Akuntabilitas Penegakan Hukum
Wakajati Kepri: Risiko Hukum Bisa Timbul Jika Pengelolaan Keuangan Negara Abai Prinsip Good Governance
PAUD di Lingga Timur Terima Bantuan APE dari Pemkab Lingga, Dorong Anak Belajar Sambil Bermain
Feby Sarianty Novrizal Tinjau Posyandu Semangka di Bukit Langkap, Dorong Layanan Rutin dan Pencegahan Stunting di Lingga Timur
Kejati Kepri dan Pertamina Perkuat Sinergi Mitigasi Risiko Pidana dalam Kontrak Bisnis
Zuhdi Insani Terpilih Sebagai Ketua PGRI Cabang Singkep Periode 2025-2030
Wabup Novrizal dan Ketua Dekranasda Tinjau Posyandu Cemara, Serahkan APE untuk PAUD di Lingga Utara
Berita ini 26 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 31 Oktober 2025 - 13:55 WIB

Dinkes Lingga Catat 21 Kasus Kanker Sepanjang 2025, 1 Pasien Meninggal Dunia

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:51 WIB

Kejati Kepri Terima Kunjungan Sesjampidum Kejagung RI: Dorong Transparansi dan Akuntabilitas Penegakan Hukum

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:21 WIB

Wakajati Kepri: Risiko Hukum Bisa Timbul Jika Pengelolaan Keuangan Negara Abai Prinsip Good Governance

Kamis, 30 Oktober 2025 - 20:05 WIB

PAUD di Lingga Timur Terima Bantuan APE dari Pemkab Lingga, Dorong Anak Belajar Sambil Bermain

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:03 WIB

Feby Sarianty Novrizal Tinjau Posyandu Semangka di Bukit Langkap, Dorong Layanan Rutin dan Pencegahan Stunting di Lingga Timur

Berita Terbaru