Makna di Balik Puisi ’Maut’ Karya Ibrahim Sattah

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 18 Desember 2021 - 12:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Yurlina Dewi Siregar, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Maritim Raja Ali Haji

MAUT

dia diamdiam diamdiam dia dia diamdiam
diamdiam dia
diamdiam dia dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam
diamdiam
maut

Karya sastra merupakan ungkapan manusia yang berisi pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat diutarakan/digambarkan pada tulisan.
Begitu pula dalam puisi yang berjudul ‘Maut’ karya Ibarahim Sattah. Dalam puisi ini penulis mengambarkan maut akan datang tanpa meminta izin dahulu.

Ibrahim Sattah lahir tahun 1943 di Tarempa, Pulau Tujuh, Riau. Ibrahim Sattah yang tercatat sebagai anggota Polri ini mulai dikenal ketika puisi-puisinya dimuat di majalah sastra Horison pada tahun 70-an. Tahun 1975 Ibrahim Sattah membacakan puisi-puisinya di Den Haag, Belanda. Di musim panas 1976 ia terpilih menjadi peserta Festival Puisi Antar Bangsa di Rotterdam, mengikuti program Asean Poetry Reading International di Rotterdam. Dari karya-karyanya dan cara pembacaannya menimbulkan kesan kepada kita bahwa Sattah memiliki ciri-ciri tersendiri.

Baca Juga:  Makna Menarik di Balik Puisi ‘Surat Cinta‘ Karya Goenawan Mohamad

Puisi ‘Maut’ karya Ibrahim Sattah memiliki makna yang sangat mendalam tentang ajal manusia yang datang diamdiam tanpa adanya pemberitahuan sedikitpun seperti yang tersirat dalam baris pertama sampai baris ke-enam

dia diamdiam diamdiam dia dia diamdiam
diamdiam dia
diamdiam dia dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam
diamdiam

Dalam baris tesebut memiliki makna yang sama, dimana kita hidup di dunia ini tak akan ada kehidupan yang tak mengalami maut dia akan datang diam-diam tanpa meminta izin kepada kita dahulu.

Puisi ‘Maut’ karya Ibrahim Satta ini sangat bagus karena memberikan makna tersirat dan menyentuh hati melalui puisi ‘Maut’ karya nya. Setiap kata yang terdapat dalam puisi ‘Maut’ ini memberikan pandangan kepada kita terhadap kehidupan bahwa tidak tau kapan datang maut dan diam-diam maut itu akan datang kepada kita.

Pada baris pertama sampai baris ke enam memiliki kata yang sama dan tentunya makna yang sama dimana di dunia ini tak akan ada kehidupan yang tak mengalami maut, maut tentunya sudah diatur Tuhan yang tidak tau kapan datang maut tersebut. Namun semua maut itu adalah rahasia Tuhan yang akan datang pada setiap makhluk hidup.

Baca Juga:  Gorong-gorong Rusak, Warga Mensanak Terpaksa Konsumsi Air Asin

Setiap manusia akan mengalami maut itu sendiri dan seharusnya sebelum mengalami maut tersebut, kita hendaknya mempersiapkan bekal dimasa kehidupan, agar kita dapat menjadi lebih sadar diri tentang siapa kita di Alam semesta yang hanya sebagai persinggahan saja.

Maut bukan hal yang harus kita hindari akan tetapi suatu hal yang dapat membuat kita untuk menyadari bahwa semua yang dimiliki di dunia hanya sebuah titipan yang tak akan dibawa mati.

Penulis mengingatkan kepada kita bahwa maut akan datang secara diam-diam tanpa memberi tahu kepada kita, maka siapkanlah diri untuk menemui maut, karena hidup di dunia hanyalah sementara. *

Follow WhatsApp Channel ihand.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dukung Penuh Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto: Bripka Dony Firmansyah Dorong Ketahanan Pangan Desa Tanjung Harapan Melalui Budidaya Cabai Rawit
Bawaslu Lingga Apresiasi TNI-Polri dan Masyarakat Jaga Pilkada Damai
Syukuran Kemenangan Pasangan Nizar-Novrizal di Kelurahan Sungai Lumpur: Momentum Rasa Syukur dan Persatuan
Pasangan Nizar-Novrizal Dominasi Pilkada Lingga, Unggul Capai 70 Persen Suara
PDAM TIRTA Lingga Terima Penghargaan dari Kementerian PUPR NUWSP
Gorong-gorong Rusak, Warga Mensanak Terpaksa Konsumsi Air Asin
Bawaslu Lingga Ajak Masyarakat Bersama-sama Jaga Kondusifitas Jelang Pemilihan
Optimalisasi Embung Gemuruh dan Pembangunan Pipa Transmisi Air Baku Rampung, Masyarakat Lingga Nikmati Pasokan Air 24 Jam
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 3 Desember 2024 - 16:20 WIB

Dukung Penuh Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto: Bripka Dony Firmansyah Dorong Ketahanan Pangan Desa Tanjung Harapan Melalui Budidaya Cabai Rawit

Selasa, 3 Desember 2024 - 14:21 WIB

Bawaslu Lingga Apresiasi TNI-Polri dan Masyarakat Jaga Pilkada Damai

Selasa, 3 Desember 2024 - 12:44 WIB

Syukuran Kemenangan Pasangan Nizar-Novrizal di Kelurahan Sungai Lumpur: Momentum Rasa Syukur dan Persatuan

Rabu, 27 November 2024 - 18:42 WIB

Pasangan Nizar-Novrizal Dominasi Pilkada Lingga, Unggul Capai 70 Persen Suara

Selasa, 26 November 2024 - 13:48 WIB

PDAM TIRTA Lingga Terima Penghargaan dari Kementerian PUPR NUWSP

Berita Terbaru

Berita Harian Lingga

Resmi, Nizar – Novrizal Menang Telak Pilkada Lingga 2024

Jumat, 6 Des 2024 - 14:43 WIB

Kepala Cabang Bulog Tanjungpinang, Arief Alhadihaq | fotografer: Cahyo

Tanjung Pinang

Bulog Tanjungpinang Mulai Salurkan 79 Ton Beras Untuk Masyarakat

Rabu, 4 Des 2024 - 21:18 WIB