Tapi tak ada sambutan megah, tak pula pesta pelepasan. Yang ada hanyalah air mata yang ditahan, tangan-tangan yang berat melepas, dan doa-doa yang tulus dari hati yang kehilangan.
“Belum pernah ada polisi seperti beliau,” tutur Abdul (39), warga Dabo Singkep, saat ditemui di salah satu warung kopi di Dabo Singkep, 05 Agustus 2025.
“Kami tidak hanya mengenalnya sebagai polisi, tapi sebagai saudara. Ia hadir di rumah duka, ia ikut menggali kubur, ikut menshalatkan jenazah. Beliau tidak sekadar berdiri di barisan depan saat apel, tapi juga berdiri di barisan duka kami.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kesaksian Abdul bukan sekadar pujian, melainkan cerminan betapa dalam jejak yang ditinggalkan Kompol Andi. Ia tidak hanya menjaga keamanan. Ia menjaga perasaan. Ia merawat kedekatan. Ia membangun hubungan bukan dengan protokoler, melainkan dengan ketulusan.
Sosoknya dikenal sederhana. Tidak menjaga jarak, tidak mengedepankan kekuasaan. Ia datang ke rumah warga bukan untuk menginterogasi, melainkan untuk bersilaturahmi.
Ia hadir di masjid, di warung kopi, di pemakaman. Bahkan, tak jarang ia membantu menggali liang lahat dengan tangannya sendiri.
“Pak Andi adalah polisi yang hadir di saat kami kehilangan. Bukan untuk mencatat laporan, tapi untuk memeluk kami yang sedang lemah,” kata seorang tokoh masyarakat Lingga, John Cosmos.
Kini, sosok bersahaja itu akan melangkah ke tempat tugas baru. Namun tidak dengan tangan kosong. Ia membawa serta ribuan doa dari masyarakat Lingga. Ia membawa cinta yang tulus, yang tidak bisa dibayar dengan jabatan atau penghargaan.
Dalam pesan perpisahannya, Kompol Andi mengatakan dengan nada rendah hati,
“Terima kasih atas segala sinergi dan kerja sama yang telah terjalin. Maafkan saya jika ada kesalahan yang tidak sengaja selama saya bertugas di sini. Selamat tinggal, tetap semangat buat Polres Lingga.”
Tidak ada kata cukup untuk menggambarkan kehilangan ini. Karena bagi masyarakat Lingga, Kompol Andi Sutrisno bukan hanya polisi. Ia adalah pelindung, sahabat, keluarga, dan sosok yang selalu hadir, bahkan dalam sepi dan duka yang paling dalam.
Kini, namanya tercatat bukan hanya di buku dinas, tapi di hati masyarakat yang pernah merasakannya sebagai bagian dari mereka.
Kompol. Andi Sutrisno telah pergi bertugas di tempat yang baru, namun keteladanannya menetap.
Ia lebih dari sekadar polisi. Ia adalah polisi yang tinggal di hati masyarakat Lingga.
Penulis : Vatawari
Halaman : 1 2