Pada tahun yang sama, sekolah ini menerima 51 unit perangkat, dan hingga kini sebagian besar masih digunakan.
Wakil Kepala SMPN 2 Singkep, Andry Setiawan, menjelaskan bahwa Chromebook tersebut sangat membantu pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) maupun ujian berbasis digital.
“Dari 51 unit, sekitar 30 lebih masih aktif, meski sebagian mengalami kerusakan ringan pada keyboard. Secara umum kondisinya masih bagus. Kalau rusak, kami berusaha beli pengganti agar anak-anak tetap bisa memakainya,” ungkap Andry.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kasus dugaan korupsi yang menjerat pejabat pusat kini membuka tabir baru mengenai relevansi program pengadaan laptop Chromebook.
Di satu sisi, perangkat ini memang mendukung transformasi digital pendidikan. Namun di sisi lain, masih banyak sekolah di daerah yang belum siap dari segi infrastruktur jaringan maupun kebutuhan teknis.
Kondisi di Lingga menjadi contoh nyata. Ada sekolah yang tidak bisa memanfaatkan Chromebook sama sekali, sementara ada juga yang justru merasakan manfaatnya.
Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan pengadaan seharusnya mempertimbangkan kesiapan sarana-prasarana serta kebutuhan nyata di lapangan.
Penulis : Cahyo Aji
Halaman : 1 2