Sementara sebagian lainnya dibagikan secara gratis kepada pegawai kantor dan masyarakat sekitar sebagai bentuk kepedulian sosial.
Langkah sederhana ini, menurut Febrizal, tidak hanya memberikan nilai ekonomi, tetapi juga berdampak positif dalam membantu menekan laju inflasi daerah, terutama pada komoditas pangan seperti cabe rawit yang kerap mengalami fluktuasi harga.
“Kami ingin menunjukkan bahwa dengan lahan terbatas sekalipun, kita tetap bisa berkontribusi nyata. Tanaman cabe ini jadi simbol ketahanan pangan dan semangat gotong royong,” tambahnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Program Gerakan Menanam Cabe Rawit di lingkungan Disperindagkop UMKM Lingga menjadi contoh inspiratif bagi instansi lain di Kabupaten Lingga.
Dari tanah kantor yang sempit, lahirlah panen melimpah yang mengajarkan arti produktivitas dan efisiensi dalam mengelola sumber daya.
Kini, setiap pegawai merasakan manfaat langsung bukan hanya dari hasil panen yang segar dan bermanfaat, tetapi juga dari rasa kebersamaan yang tumbuh seiring dengan semangat kerja kolektif.
Dengan total hasil panen yang terus meningkat dari 16 kg di panen pertama, 30 kg di panen kedua, hingga kini mencapai 33 kg di panen ketiga, Disperindagkop UMKM Lingga berhasil membuktikan bahwa pertanian perkotaan (urban farming) bukan sekadar tren, melainkan solusi nyata untuk membangun ketahanan pangan lokal dan menumbuhkan ekonomi masyarakat.
Penulis : Ivantri Gustianda
Halaman : 1 2















