Cocofiber biasanya dikemas dalam bentuk balok padat untuk memudahkan transportasi.
Cocofeat dipadatkan menggunakan mesin hidrolik hingga berbentuk balok (block) atau briket dengan ukuran tertentu.
Nilai Jual dan Manfaat
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Cocofeat: diminati karena sifatnya ramah lingkungan, mampu menyimpan air, menjaga kelembapan, serta mendukung pertumbuhan akar tanaman.
Harga cocofeat di pasar lokal bisa mencapai Rp 4.000–7.000/kg, sementara untuk pasar ekspor jauh lebih tinggi karena permintaan yang terus meningkat.
Cocofiber: banyak digunakan dalam industri furnitur, otomotif, konstruksi, hingga kerajinan.
Harga cocofiber ekspor bisa mencapai USD 300–400 per ton, tergantung kualitas dan tujuan negara.
Proses Pemasaran Hingga Skala Ekspor
1. Pemasaran Lokal
Produk cocofeat dan cocofiber dipasarkan ke petani hidroponik, industri meubel, pengrajin, hingga pabrik pengolahan bahan baku di dalam negeri.
2. Pemasaran Nasional
Sejumlah perusahaan besar di Pulau Jawa menjadi target utama pemasaran karena banyak industri otomotif dan agribisnis yang membutuhkan produk turunan kelapa ini.
3. Ekspor Internasional
Pasar internasional memiliki permintaan tinggi, terutama di negara-negara:
- India: sebagai negara pengolah kelapa terbesar, namun masih mengimpor cocofiber.
- Belanda & Jerman: untuk industri furnitur, kasur, serta media tanam organik.
- Jepang & Korea Selatan: untuk media tanam hortikultura dan green house.
- Amerika Serikat: sebagai media tanam organik ramah lingkungan.
Potensi Kabupaten Lingga
Dengan luas perkebunan kelapa yang besar, Lingga berpotensi menjadi salah satu sentra pengolahan cocofeat dan cocofiber di Indonesia.
Apabila dikelola dengan baik melalui industri kecil menengah (IKM), produk ini bukan hanya meningkatkan nilai tambah kelapa, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
Cocofeat dan cocofiber adalah bukti nyata bahwa limbah sabut kelapa dapat disulap menjadi produk bernilai tinggi, bahkan hingga menembus pasar global.
Kabupaten Lingga memiliki potensi besar untuk menjadi basis industri pengolahan sabut kelapa.
Dengan dukungan pemerintah, pelaku IKM, serta akses pasar ekspor, produk ini dapat menjadi komoditas andalan yang memperkuat ekonomi daerah sekaligus berkontribusi pada devisa negara.
Penulis : Cahyo Aji
Halaman : 1 2