Menurutnya, persoalan stunting harus disikapi secara serius melalui kolaborasi lintas sektor dan sinergitas antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD), baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
“Program intervensi spesifik dan sensitif harus terus dioptimalkan, mulai dari layanan kesehatan ibu dan anak, penyediaan makanan bergizi, hingga edukasi gizi kepada masyarakat,” ujar Ansar Ahmad.
Ia menambahkan bahwa penanganan stunting tidak dapat dibebankan pada satu sektor saja. Butuh keterlibatan aktif dari seluruh elemen, termasuk dunia usaha, tokoh masyarakat, serta organisasi kemasyarakatan dalam memperkuat gerakan pencegahan stunting secara masif dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, Gubernur Kepri mendorong agar setiap OPD mampu keluar dari pola kerja sektoral dan mulai membangun pendekatan terintegrasi yang saling mendukung satu sama lain.
Dengan pola kerja yang sinergis, ia optimistis Provinsi Kepulauan Riau dapat menekan angka stunting hingga menyentuh satu digit (1–9%).
Saat ini, Kepri mencatatkan capaian membanggakan sebagai provinsi dengan angka stunting terendah ketiga secara nasional dan terendah di Sumatera, dengan persentase sebesar 15%.
Untuk memastikan efektivitas program, Gubernur juga mengingatkan pentingnya monitoring dan evaluasi secara berkala agar dampaknya bisa terukur dan berkelanjutan.
Selain Bupati dan Ketua TP PKK Lingga, kegiatan ini juga diikuti oleh para kepala daerah, Ketua TP PKK, dan Sekretaris TP PKK dari seluruh kabupaten/kota di Kepri, serta sejumlah tamu undangan lainnya baik secara langsung maupun daring.
Penulis : Cahyo Aji
Halaman : 1 2