Berita Lingga

SKL Santri Ponpes Hutan Tahfidz Dabo Singkep Terkendala Kasus Pelecehan, Orang Tua Santri Resah

Ihand.id – Dabo Singkep – Di tengah kabut permasalahan yang melanda Pondok Pesantren Hutan Tahfidz Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, para orang tua santri kini dihadapkan pada masalah baru: Surat Keterangan Kelulusan (SKL) anak-anak mereka tak kunjung diterbitkan. Hal ini muncul sebagai buntut dari kasus pelecehan seksual yang terjadi di pesantren tersebut beberapa waktu lalu.

Kasus ini melibatkan dua terdakwa, yaitu Ru alias Ed (51) dan anaknya RS (22), yang tidak hanya mendirikan tetapi juga memimpin pesantren tersebut. Mereka didakwa melakukan tindakan pencabulan dan persetubuhan terhadap beberapa santriwati. Ru alias Ed berperan sebagai pendiri dan pembina, sedangkan RS memimpin kegiatan pesantren serta mengasuh para santri.

Salah satu orang tua santri, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan keresahan dan kebingungannya mengenai SKL anak-anak mereka yang belum diterbitkan. Menurutnya, pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lingga sebenarnya sudah mengambil alih tanggung jawab penerbitan SKL dari yayasan pesantren.

“Setahu saya, sudah diambil alih oleh Kemenag Lingga. Namun, tanda tangan SKL masih diberikan ke pihak yayasan dengan alasan yayasan yang harus mengeluarkannya. Padahal, dalam rapat beberapa waktu lalu yang melibatkan orang tua, Kemenag, dan yayasan, sudah disepakati bahwa Kemenag yang mengambil alih,” ujarnya, Rabu (12/06/2024).

Ia menambahkan, rapat tersebut dihadiri oleh para orang tua santri yang menandatangani persetujuan bahwa Kemenag akan mengeluarkan SKL. Namun, hingga kini, proses tersebut tampak berbalik ke yayasan, sehingga membuat para orang tua santri merasa dipersulit.

“Kami hanya ingin SKL anak-anak kami segera dikeluarkan agar mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kami merasa dipersulit oleh pihak yayasan,” tambahnya dengan nada penuh keprihatinan.

Ketidakjelasan ini semakin menambah beban para orang tua santri yang telah mengalami guncangan akibat kasus pelecehan tersebut. Mereka berharap Kemenag Lingga dapat segera menyelesaikan masalah ini dan memberikan kejelasan serta kepastian bagi masa depan pendidikan anak-anak mereka.

Sementara itu, pihak Kemenag Kabupaten Lingga belum memberikan tanggapan resmi terkait permasalahan ini. Para orang tua santri terus berharap agar masalah ini segera terselesaikan demi kebaikan dan masa depan anak-anak mereka yang menjadi korban dari rangkaian peristiwa memilukan di pondok pesantren tersebut. (ca)

ihand.id

Share

This website uses cookies.