Di tengah musim kemarau dan macetnya suplai PDAM, sebuah perigi tua di pusat kota Dabo Singkep menjadi sumber harapan masyarakat. Airnya tak pernah kering dan selalu jernih, bahkan diserbu warga hingga larut malam.
Ihand.id – Dabo Singkep – Di tengah derita panjang akibat kemarau dan krisis air bersih yang melanda Kota Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, harapan ternyata masih mengalir dari sebuah sumber tua yang terlupakan: perigi umum di pinggir jalan pusat kota.
Di saat pasokan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sering terhenti karena menurunnya debit air di waduk, perigi ini justru terus mengucurkan kehidupan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Setiap hari, pagi hingga malam, puluhan warga terlihat datang silih berganti dengan jeriken, ember, dan galon air. Mereka antre dengan sabar, bukan untuk membeli, tapi untuk mengambil air bersih gratis yang tak pernah habis. Perigi itu kini menjadi denyut nadi baru bagi warga yang haus akan pasokan air.
“Kalau bukan karena perigi ini, entah kami dapat air dari mana lagi,” ujar Rendi, salah seorang warga yang rutin mengambil air, saat ditemui pada Jumat (1/8).
“Air PDAM tak menentu. Kadang ngucur, kadang hilang. Tapi perigi ini setiap hari selalu ada airnya, bersih pula.”
Musim kemarau yang berkepanjangan membuat suplai air PDAM Dabo Singkep kian tidak stabil. Warga pun terpaksa mencari alternatif, dan di situlah perigi umum mengambil peran penting. Menariknya, walau sudah diambil setiap hari, air dari perigi ini tetap jernih dan tak pernah surut.
Yang lebih mulia, perigi ini dikelola dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Airnya boleh diambil siapa saja, gratis. Tidak ada pungutan, tidak ada larangan, selama tidak dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis.
Penulis : Cahyo Aji
Halaman : 1 2 Selanjutnya