Beberapa warga meyakini bahwa lorong ini dibangun pada masa penjajahan Belanda untuk keperluan operasional perusahaan timah yang pernah beroperasi di Dabo Singkep.
Ada juga yang mengaitkannya dengan masa pendudukan Jepang, mengingat di wilayah Dabo Singkep memang ditemukan sejumlah bunker Jepang yang berfungsi sebagai pertahanan militer.
Namun, informasi dari Bung Rim mengonfirmasi bahwa lorong ini bukanlah peninggalan masa kolonial atau era pendudukan Jepang, melainkan proyek modern yang bertujuan untuk menunjang fasilitas olahraga dan kenyamanan masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perhatian Warga
Kehadiran lorong bawah tanah ini tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Dabo Singkep. Selain fungsinya yang unik, lorong ini juga menjadi salah satu titik yang memancing rasa penasaran, terutama bagi mereka yang baru pertama kali melihatnya.
Tak sedikit warga yang mengabadikan lorong tersebut sebagai bagian dari potret kota yang sarat sejarah dan inovasi.
Proyek ini juga mencerminkan upaya pemerintah daerah pada saat itu untuk mendukung perkembangan fasilitas olahraga di Kabupaten Lingga.
Lapangan Merdeka, yang menjadi salah satu ikon olahraga di Dabo Singkep, kini semakin mudah diakses berkat kehadiran lorong ini.
Pentingnya Informasi yang Jelas
Kasus lorong bawah tanah ini menjadi pelajaran penting tentang bagaimana kurangnya informasi dapat memicu berbagai asumsi di masyarakat.
Oleh karena itu, diperlukan peran aktif pemerintah dan tokoh masyarakat untuk memberikan penjelasan yang jelas dan transparan mengenai sejarah serta tujuan pembangunan fasilitas publik.
Kini, setelah fakta sebenarnya terungkap, masyarakat dapat lebih memahami bahwa lorong ini adalah bagian dari upaya modernisasi dan bukan peninggalan masa lalu seperti yang selama ini banyak dipercaya.
Penulis : Cahyo Aji
Halaman : 1 2