Mengenal Suku Laut, Penghuni Perairan yang Telah Menjaga Tradisi Selama Berabad-abad

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 7 Januari 2020 - 08:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

warga suku Laut menggunakan sampan dayung beratap kajang (semacam daun nipah) untuk hidup secara nomaden atau berpindah-pindah di perairan sekitar Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (foto: ist)

warga suku Laut menggunakan sampan dayung beratap kajang (semacam daun nipah) untuk hidup secara nomaden atau berpindah-pindah di perairan sekitar Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (foto: ist)

Ihandpedia – Kabupaten Lingga, yang terletak di Kepulauan Riau, menjadi rumah bagi salah satu komunitas unik di Indonesia, yaitu Suku Laut atau yang dikenal juga sebagai Orang Laut.

Suku ini hidup berdekatan dengan perairan yang melingkupi wilayah tersebut, dan budaya mereka sudah melekat erat dengan kehidupan laut sejak ribuan tahun yang lalu.

Diperkirakan terdapat 44 kelompok Suku Laut, dengan populasi sekitar 12.800 jiwa. Dari jumlah tersebut, 30 kelompok tersebar di pulau-pulau kecil di sekitar Kabupaten Lingga.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagian besar dari mereka kini telah menetap di pesisir sebagai nelayan, tetapi ada juga yang masih menjalani kehidupan nomaden dengan sampan beratap daun nipah, menggambarkan hubungan yang sangat dekat antara masyarakat ini dengan laut.

Bagi Orang Laut, laut bukan sekadar sumber kehidupan, tetapi juga bagian dari identitas budaya mereka.

Dengan alat-alat tangkap tradisional seperti tempuling, tombak, dan serampang, mereka menggantungkan hidupnya pada hasil laut, sembari menjaga hubungan harmonis dengan alam sekitar.

Ini menjadi contoh bagaimana masyarakat maritim Nusantara dapat memanfaatkan kekayaan laut secara berkelanjutan.

Secara historis, Suku Laut memiliki peran penting dalam sejarah Nusantara. Mereka dikenal sebagai penjaga selat dan pengawal kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Kesultanan Malaka, dan Johor.

Mereka juga memainkan peran dalam melindungi jalur pelayaran dari ancaman bajak laut, serta memandu pedagang menuju pelabuhan kerajaan.

Namun, kehidupan Suku Laut tidak lepas dari tantangan modernisasi. Pada masa Orde Baru, mereka digolongkan sebagai “masyarakat terasing” dan upaya pemerintah untuk mengubah cara hidup mereka melalui program pemukiman tidak sepenuhnya berhasil.

Banyak dari mereka yang dipaksa meninggalkan cara hidup tradisional justru hidup dalam kemiskinan.

Saat ini, pendekatan pemerintah terhadap Suku Laut telah berubah. Alih-alih mencoba menghapuskan cara hidup mereka, upaya pemberdayaan kini difokuskan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Suku Laut tanpa merusak tradisi yang telah mereka jaga selama berabad-abad.

Pemberdayaan ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup mereka sembari melestarikan budaya yang menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Kabupaten Lingga.(***)

Sumber: 1001Indonesia

Follow WhatsApp Channel ihand.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Aksi Solidaritas Mendukung Tempo Melawan Gugatan Rp 200 Miliar oleh Mentan Amran Sulaiman
E. Aura Naqiyya Qalesya Harumkan Nama Lingga, Raih Terbaik II di Ajang FTBI Provinsi Kepri 2025
Gemuruh Semangat HKN ke-61 di Lingga: 14 Puskesmas Gelar Baksos Serentak, Ratusan Warga Tumpah Ruah di Sungai Buluh
Dinkes Lingga Catat 21 Kasus Kanker Sepanjang 2025, 1 Pasien Meninggal Dunia
Kejati Kepri Terima Kunjungan Sesjampidum Kejagung RI: Dorong Transparansi dan Akuntabilitas Penegakan Hukum
Wakajati Kepri: Risiko Hukum Bisa Timbul Jika Pengelolaan Keuangan Negara Abai Prinsip Good Governance
PAUD di Lingga Timur Terima Bantuan APE dari Pemkab Lingga, Dorong Anak Belajar Sambil Bermain
Feby Sarianty Novrizal Tinjau Posyandu Semangka di Bukit Langkap, Dorong Layanan Rutin dan Pencegahan Stunting di Lingga Timur
Berita ini 63 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 3 November 2025 - 13:17 WIB

Aksi Solidaritas Mendukung Tempo Melawan Gugatan Rp 200 Miliar oleh Mentan Amran Sulaiman

Minggu, 2 November 2025 - 12:51 WIB

E. Aura Naqiyya Qalesya Harumkan Nama Lingga, Raih Terbaik II di Ajang FTBI Provinsi Kepri 2025

Sabtu, 1 November 2025 - 21:34 WIB

Gemuruh Semangat HKN ke-61 di Lingga: 14 Puskesmas Gelar Baksos Serentak, Ratusan Warga Tumpah Ruah di Sungai Buluh

Jumat, 31 Oktober 2025 - 13:55 WIB

Dinkes Lingga Catat 21 Kasus Kanker Sepanjang 2025, 1 Pasien Meninggal Dunia

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:21 WIB

Wakajati Kepri: Risiko Hukum Bisa Timbul Jika Pengelolaan Keuangan Negara Abai Prinsip Good Governance

Berita Terbaru