Refleksi Spiritual dan Warisan Lokal: Menyingkap Simbolisme, Asal-usul, dan Kontroversi dalam Ritual Mandi Safar
Ihandpedia — Tradisi Mandi Safar, yang dijalankan setiap Rabu terakhir bulan Safar oleh masyarakat Melayu di Indonesia, kini makin menarik perhatian karena bukan hanya ritual spiritual, tapi juga warisan budaya yang sarat makna. Yuk, kita ulas arti, sejarah, serta penjelasan autentiknya berdasarkan literatur dan riset terkini.

1. Arti dan Makna Ritual Mandi Safar
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mandi Safar secara harfiah adalah “mandi di bulan Safar”, ritual mandi pada bulan kedua dalam kalender Hijriah, dipercaya sebagai upaya menolak bala’ atau bencana.
Misalnya, masyarakat Melayu Daik di Lingga menggunakan 7 ayat Quran yang direndam dalam air untuk mandi dan diminum sebagai bentuk permohonan perlindungan .
Pada masyarakat Air Hitam Laut, Jambi, mandi Safar juga dimaknai sebagai pendekatan spiritual kepada Allah SWT.
Simbol-simbol seperti menara adat, daun sawang berisi ayat “salamun”, kain putih, telur, dan rakit sulapa eppa mengandung makna religius, sosial, dan estetis yang kuat .
2. Sejarah dan Asal-usul Tradisi
Ritual mandi Safar telah dikenal di berbagai wilayah:
Semanjung Melayu, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat: dijadikan momen berkumpul ke pantai untuk menolak bala, sekaligus kegiatan sosial seperti piknik .
Lingga (Daik): dikenal sejak era Kesultanan Lingga, dengan referensi dalam Kitab Tajul Mulk yang menyebut tentang perpindahan 12.000 bala dari Lauh Mahfuz pada malam Rabu akhir Safar sebagai dasar ritual .
Jambi, Desa Air Hitam Laut: ritual ini mulai dilakukan sejak tahun 1965. Dalam praktiknya, ritual berkembang menjadi agenda komunitas tahunan dengan simbol-simbol ritual yang kaya makna, hasil adaptasi Islam dan budaya lokal sejak abad ke-18 .
3. Rangkaian Ritual dan Simbolisme
Menurut penelitian antropologi (Koentjaraningrat), Mandi Safar di Air Hitam Laut mencakup unsur budaya yang utuh, yakni religius, sosial, teknologi, bahasa, kesenian, dan sistem pengetahuan .
Penulis : Redaksi
Sumber Berita : Wikipedia, Kompasiana, Ejournal UIN
Halaman : 1 2 Selanjutnya