Lingga Darurat Kurikulum Budaya Melayu

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 2 Oktober 2023 - 22:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ihand.id – Penguatan Budaya Melayu untuk menjadi kurikulum dalam dunia pendidikan di Kabupaten Lingga perlu dilakukan secepatnya. Tunjuk ajar melayu perlu dijadikan pembahasan dalam Kurikulum Budaya Melayu. Padahal dalam Kurikulum Merdeka terbaru telah menjamin Muatan Lokal dalam hal ini Budaya melayu dapat dimasukan ke dalam pelajaran tingkat Sekolah.

Pendidikan Budaya Melayu digiatkan karena jangan sampai ke depan Peserta Didik Kabupaten Lingga tidak mengetahui Budaya Melayu sebagai Pedoman dalam sisi lini kehidupan. Kabupaten Lingga sudah jelas dijuluki sebagai Negeri Bunda Tanah Melayu, Julukan tersebut tentu tidak gratis didapatkan bagi Kabupaten yang termasuk ke dalam wilayah Kepulauan Riau ini. Lingga Bunda Tanah Melayu itu mengartikan bahwa kita diakui oleh Negara Serumpun sebagai daerah yang mengedepankan Nilai Budaya yang didalamnya Mencakup sendi Bangsa Melayu.

Miris jika dilihat, anak-anak di Lingga kekurangan literasi tentang kebudayaan Melayu itu sendiri. Padahal jika dilihat kita selalu menggaungkan nama Lingga Bunda Tanah Melayu, mungkin jika dilihat pada sekarang ini kita sudah jauh tertinggal dengan Provinsi Riau yang merupakan tetangga di daratan seberang dalam Menerapkan Kurikulum Pendidikan Budaya Melayu.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada tahun 2018 padahal sudah diselenggarakan Kegiatan Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal, Tapi sudah hampir 5 Tahun hasilnya sampai sekarang tidak tampak. Tentu ini jadi pertanyaan, Serius tidak Kabupaten Lingga ini menggoalkan Pendidikan Budaya Melayu ini.

Baca Juga:  Dekranasda Lingga Mantapkan Langkah: Konsisten Hadir untuk Kemajuan Kerajinan Daerah

Pendidikan Budaya Melayu padahal sudah sesuai dengan semangat UU No 5 /2017 tentang Pemajuan Kebudayaan Kabupaten Lingga. Jika dirujuk dengan Peraturan tersebut mencakup Dunia Pendidikan sebagai Sarana penyampaian kebudayaan tersebut.

Penekanan pada nilai budi pekerti, sopan santun, berpakaian yang patut, pengetahuan-pengetahuan tentang kuliner khas Melayu, motif-motif, pantang larang, syair dan gurindam, kesenian dan bahasa, dirasa perlu sekali dimasukkan ke dalam materi muatan lokal.

Para Guru di Lingga ini padahal mereka sudah ingin menerapkan KBM ini, tapi sekarang yang menjadi permasalahan adalah kesiapan Bahan Ajar dari Unsur pemerintahan Lingga ini sendiri. Jangan sampai Barang ini jadi “Belapok”.

Begitu juga di bidang sejarah, dengan banyaknya cagar budaya di Kabupaten Lingga, ditetapkannya Pahlawan Nasional dan sejarah terbentuknya Kabupaten Lingga barangkali dapat menjadi pertimbangan yang sangat penting untuk dijadikan materi kurikulum muatan lokal di Kabupaten Lingga.

Bahkan Lucunya perihal Budaya Melayu ini, Anak peserta didik kita malah mengetahui Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Pattimura sebagai pahlawan nasional yang dikenali. Jika Kita rujuk, Wilayah Kepulauan Riau Khususnya Lingga ini sudah mempunyai 3 Pahlawan Nasional yang diakui yaitu Raja Haji Fisabilillah, Raja Ali Haji dan terbaru yaitu Sultan Mahmud Riayat Syah tapi fakta dilapangan malah mereka tidak dikenali oleh peserta didik.

Baca Juga:  Menko Yusril Ihza Mahendra Menyapa Bunda Tanah Melayu: Ziarah Penuh Makna di Bumi Sejarah Kesultanan Lingga

Jikalau kita masukkan sisi sejarah Lokal dalam Kurikulum tersebut, tentu anak daerah lebih paham sejarah lokal tersebut. Oleh karena itu, Lingga harus segera Menggoalkan Kurikulum Budaya Melayu di saluran Pendidikan Formal. Jangan sampai orang luar malah menanggapi Bunda Tanah Melayu hanya julukan saja, sementara kenyataannya malah 180 derajat berbeda dengan sebutan tersebut.

Yang lucunya malah beberapa pelaku seni maupun kelompok seni malah dibiarkan mandiri oleh Kabupaten Lingga, jika merujuk pada saat dahulu Lingga selalu mengadakan event-event yang dibuat untuk merangkul pelaku seni budaya dalam menampilkan bakat mereka dan salah satunya berimbas pada motivasi siswa di Lingga untuk mempelajari Seni Budaya yang ada.

kesimpulannya, Kurikulum Pendidikan Budaya Melayu harus segera dilakukan. Jikalau tidak disegerakan maka akan berdampak lunturnya makna Bunda Tanah Melayu tersebut.

Oleh : Pemerhati Budaya Lingga
Nuzu Chairu Akbar, S.Pd

Follow WhatsApp Channel ihand.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Sekda Lingga H. Armia Ikuti Senam Sehat dan Sambut Pawai Pendidikan Hari Guru Nasional 2025
Sekda Armia Resmi Tutup Seluruh Rangkaian Peringatan Hari Jadi Kabupaten Lingga 2025
Turnamen Mini Soccer Desa Sekanah Resmi Dibuka: Ketua DPRD Maya Sari Tekankan Pembinaan Atlet Muda dan Persatuan Warga
Perhelatan Kenduri Silat Alam Melayu Warnai Hari Jadi Lingga ke-22: Momentum Menyatukan Jati Diri Budaya Melayu
Wabup Lingga Hadiri “Sembang Stunting” di Posek: Perkuat Kolaborasi Tekan Angka Stunting 2025
Pentas Seni PGRI Meriahkan Malam Hiburan Hari Jadi Kabupaten Lingga ke-22
LMG Sampaikan Ucapan Selamat Hari Jadi Kabupaten Lingga ke-22: Dua Dekade Lebih Menjunjung Budaya dan Membangun Negeri
Asisten Ekonomi Setda Lingga Hadiri Rapat Evaluasi BUMD: Dorong Tata Kelola dan Kontribusi Daerah Lebih Baik
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 23 November 2025 - 15:00 WIB

Sekda Lingga H. Armia Ikuti Senam Sehat dan Sambut Pawai Pendidikan Hari Guru Nasional 2025

Minggu, 23 November 2025 - 14:40 WIB

Sekda Armia Resmi Tutup Seluruh Rangkaian Peringatan Hari Jadi Kabupaten Lingga 2025

Sabtu, 22 November 2025 - 18:42 WIB

Turnamen Mini Soccer Desa Sekanah Resmi Dibuka: Ketua DPRD Maya Sari Tekankan Pembinaan Atlet Muda dan Persatuan Warga

Sabtu, 22 November 2025 - 18:19 WIB

Perhelatan Kenduri Silat Alam Melayu Warnai Hari Jadi Lingga ke-22: Momentum Menyatukan Jati Diri Budaya Melayu

Sabtu, 22 November 2025 - 18:02 WIB

Wabup Lingga Hadiri “Sembang Stunting” di Posek: Perkuat Kolaborasi Tekan Angka Stunting 2025

Berita Terbaru