Hal ini sangat membahayakan keselamatan masyarakat yang setiap hari melintasi jembatan tersebut, termasuk anak-anak sekolah.
“Jangan sampai ada korban jiwa dulu baru pemerintah memperbaikinya,” tegas Abdullah.
Sementara itu, Kepala Desa Tinjul, Amren, menjelaskan bahwa pihaknya setiap tahun selalu mengajukan usulan pembangunan jembatan permanen melalui Musrenbang. Namun hingga kini realisasi pembangunan belum juga terwujud.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pak Bupati pernah menyampaikan bahwa pembangunan jembatan Tinjul akan dilaksanakan pada tahun 2025. Tetapi karena efisiensi anggaran, rencana tersebut ditunda,” jelas Amren.
Masyarakat Desa Tinjul berharap pemerintah daerah segera turun tangan memperbaiki kondisi jembatan. Pasalnya, jika jembatan tersebut benar-benar roboh, aktivitas warga akan lumpuh, termasuk akses ekonomi dan pendidikan yang sangat bergantung pada jembatan itu sebagai satu-satunya jalur penghubung.
Penulis : Vatawari
Halaman : 1 2