Hutan Mangrove Desa Mamut Terancam Punah, Ini Penyebabnya

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 22 Agustus 2022 - 13:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ihand.id – Keberadaan hutan bakau atau mangrove di Desa Mamut, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga terancam punah. Bahkan, masyarakat yang mengandalkan hidup dari mencari ikan, Ketam, dan udang di kawasan mangrove tersebut juga mulai terancam akibat rusaknya hutan mangrove tersebut.

Berkurangnya jumlah bakau di kawasan tersebut tak terlepas dari adanya Dapur Arang di Pulau Petai yang berlokasi di Dusun II, RT 04, RW 02. Pasalnya, Dapur Arang yang didominasi pengusaha besar itu memproduksi besar-besaran dan diduga tidak memiliki izin.

Kadus II Desa Mamut, Iwan dalam keterangannya menyebutkan, produksi arang dengan bahan bakunya kayu bakau tersebut secara tidak langsung telah merusak lingkungan sekitar.

Kepala Dusun II Desa Mamut, Iwan. (foto:ist)

“Miris kita melihat. Hutan mangrove dibabat untuk kepentingan pengusaha. Sementara upaya revitalisasi tidak ada. Ini yang membuat masyarakat tempatan kelimpungan. Apalagi area mereka mencari ikan sudah tak ada, lantaran hutan sekitar lepas pantai dirusak sekolompok orang,” katanya, senin (22/08/2022).

Dia menambahkan bahwa, beberapa desa yang memiliki kawasan bakau di wilayah Desa Mamut, seperti Dusun II Ujung Kayu, Hutan mangrovenya kini sudah rusak. Sementara, mangrove merupakan merupakan tempat berkembang biaknya habitat laut. Dan masyarakat desa menggantungkan hidup dari mencari ikan.

Baca Juga:  Lanal Dabo Singkep Tanam Ribuan Bibit Mangrove di Singkep Pesisir

Karena itu, Iwan berharap, kepada Pemkab Lingga khusus nya instansi terkait bisa turun ke Desa Mamut untuk menyelesaikan persoalan yang telah menggangu kehidupan sosial masyarakat itu.

Desa Mamut sendiri merupakan salah satu pulau kecil terluar di Kabupaten Lingga yang pada tahun 1998 sudah masuk Desa Binaan Coremap Fase I dan mangrove nya pun sudah dilindungi masuk dalam Konservasi.

“Dulu hutan mangrove di sini sangat luas, sekarang sudah punah dibabat manusia yang tidak bertanggung jawab, Ini semua akibat dibabat dan dibiarkan tumbuh sendiri. Menjelang tumbuh, kayu yang ada sudah habis,” tuturnya.

Follow WhatsApp Channel ihand.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Menelusuri Sejarah Klub Fulham FC: Klub Tertua di London yang Bertahan Lewat Zaman dan Tetap Berjaya di Liga Inggris
Everton Football Club: Menelusuri Sejarah Panjang Klub Tertua di Liga Inggris yang Telah Mewarnai Dunia Sepak Bola Sejak 1878
Segarnya Buah Cantaloupe: Si Manis Beraroma yang Penuh Manfaat untuk Kesehatan Tubuh
Perempuan Masa Kini: Bukan Lagi Bayang-Bayang, Tapi Cahaya Perubahan
Langkah Serius Pemerintah: Kepala BKK Kunjungi Kab. Lingga Bahas Strategi Pertahankan Eliminasi Malaria
Cegah Stunting Dimulai dari Desa: Ketua PKK Lingga Kunjungi Desa Kudung
Disperindagkop Lingga Sukses Bentuk 100% Koperasi Merah Putih, Kini Fokus Tuntaskan Akta Notaris
Dishub Lingga Patuh Regulasi Kemenhub, Rute DAMRI Bergeser ke Dabo–Jagoh
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 10:59 WIB

Menelusuri Sejarah Klub Fulham FC: Klub Tertua di London yang Bertahan Lewat Zaman dan Tetap Berjaya di Liga Inggris

Sabtu, 14 Juni 2025 - 10:33 WIB

Everton Football Club: Menelusuri Sejarah Panjang Klub Tertua di Liga Inggris yang Telah Mewarnai Dunia Sepak Bola Sejak 1878

Sabtu, 14 Juni 2025 - 10:11 WIB

Segarnya Buah Cantaloupe: Si Manis Beraroma yang Penuh Manfaat untuk Kesehatan Tubuh

Jumat, 13 Juni 2025 - 14:06 WIB

Perempuan Masa Kini: Bukan Lagi Bayang-Bayang, Tapi Cahaya Perubahan

Kamis, 12 Juni 2025 - 14:20 WIB

Langkah Serius Pemerintah: Kepala BKK Kunjungi Kab. Lingga Bahas Strategi Pertahankan Eliminasi Malaria

Berita Terbaru