Ihand.id – Tanjungpinang – Skenario penyanderaan oleh kelompok teroris yang menyebabkan sejumlah pengunjung disekap dan memicu kebakaran hingga menghasilkan asap tebal di seluruh area Bandara Raja Ali Haji Fisabilillah menjadi bagian dari latihan Airport Emergency Exercise (AEE) dan Airport Contingency Exercise (ACE) Raja V.
Latihan ini dilaksanakan di Bandara Raja Ali Haji Fisabilillah, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang, pada Rabu (04/12).
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi petugas dalam menghadapi berbagai situasi darurat, termasuk kebakaran gedung dan ancaman terorisme, demi menjamin keselamatan dan kenyamanan seluruh pengguna bandara.
General Manager Bandara RAHF, Agung Brahmantyo, mengungkapkan bahwa simulasi berjalan lancar tanpa kendala.
“Alhamdulillah, kegiatan hari ini berjalan sesuai skenario yang diinginkan,” ujar Agung.
Ia menjelaskan bahwa pelaksanaan AEE dan ACE merupakan mandat Kementerian Perhubungan, yang dilaksanakan setiap empat tahun sekali.
Kegiatan ini melibatkan sekitar 350 personel dari berbagai instansi, termasuk TNI AU, Basarnas, Pemadam Kebakaran, Kepolisian, Puskesmas Kota Tanjungpinang, Dinas Kesehatan, BKK, serta pegawai dan stakeholder Bandara RAHF.
Simulasi ini dilakukan dalam format full scale exercise, yang merupakan puncak dari rangkaian persiapan selama tiga bulan.
“Proses persiapan mencakup rapat komite, gladi posko, dan gladi bersih sebelum pelaksanaan hari ini,” jelas Agung.
Ia menambahkan, simulasi ini bertujuan untuk menguji fasilitas, prosedur, komunikasi, koordinasi, informasi, dan kolaborasi antar-stakeholder, sehingga semua pihak siap menghadapi situasi darurat yang tak terduga.
Dalam skenario yang dirancang, tim TNI AU melakukan intersepsi terhadap penyandera yang memberikan perlawanan, sehingga terjadi kebakaran di area bandara. Selain mengatasi ancaman keamanan, simulasi ini juga menguji respons terhadap kondisi darurat keselamatan.
“Kami menggunakan replika pesawat bernama Gonggong Air Line untuk mendukung simulasi ini,” tambah Agung.
Pelatihan AEE dan ACE ini sukses dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah dirancang. Agung menegaskan pentingnya simulasi ini untuk memastikan kesiapsiagaan petugas menghadapi bahaya yang tidak mengenal waktu.
“Semoga kegiatan ini semakin meningkatkan kesiapan kita semua dalam menghadapi keadaan darurat,” tutupnya. (aji)