Mahasiswa Aktivis Lingga menyoroti kegagalan Pemerintah Kabupaten Lingga dalam memenuhi janji pemerataan listrik di wilayah pedesaan, khususnya di Desa Persiapan Pasir Lulun yang hingga kini masih hidup dalam kegelapan.
Ihand.id – Lingga – Suara kritik kembali menggema dari kalangan mahasiswa terhadap Pemerintah Kabupaten Lingga.
Kali ini, datang dari Muhammad Fatur, seorang mahasiswa aktivis Lingga yang menyoroti kegagalan pemerintah daerah dalam merealisasikan program listrik pedesaan, khususnya di Desa Persiapan Pasir Lulun, Kecamatan Lingga Utara, yang hingga kini masih hidup dalam kegelapan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sudah terlalu lama masyarakat Lingga Utara, terutama warga Pasir Lulun, dibiarkan hidup dalam gelap. Ironisnya, bukan karena matahari tak lagi bersinar, tetapi karena janji pemerintah daerah yang padam sebelum sempat menyala,” ujar Fatur, Rabu (8/10/2025).
Menurutnya, janji pemerataan listrik yang pernah digaungkan Bupati Lingga sebagai simbol pembangunan berkeadilan kini hanya tinggal kenangan.
Warga Pasir Lulun tetap harus bergantung pada pelita minyak di malam hari, sementara gedung pemerintahan menikmati terang listrik yang stabil.
“Ini bukan sekadar masalah teknis, tetapi bentuk nyata pengkhianatan terhadap kepercayaan publik. Bagaimana bisa, di era yang disebut Lingga Bangkit, masih ada desa yang belum tersentuh listrik?” kritik Fatur tajam.
Ia menilai bahwa slogan pembangunan Lingga Bangkit tidak lebih dari kata-kata kosong jika pemerataan energi tidak segera diwujudkan. Bagi mahasiswa dan masyarakat, listrik bukan kemewahan, tetapi kebutuhan dasar untuk hidup layak.
“Janji tinggal janji, sementara rakyat terus menunggu dalam gelap, gelap secara fisik, dan gelap karena dibohongi oleh harapan palsu,” lanjutnya.
Lebih jauh, Fatur menegaskan bahwa mahasiswa Lingga tidak akan berdiam diri melihat ketimpangan tersebut.
Penulis : Ivantri Gustianda
Halaman : 1 2 Selanjutnya