Ihand.id – Lingga — Perjalanan panjang pengabdian seorang pria bernama Jasman, warga Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, akhirnya berbuah manis.
Setelah 20 tahun mengabdi di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Lingga, kini ia resmi menerima Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Namun, di balik kabar bahagia itu, tersimpan kisah perjuangan yang mengharukan. Jasman bukan hanya sosok yang setia menjalankan tugas, tetapi juga pejuang yang tetap berdiri tegak meski telah kehilangan penglihatan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari Honorer Hingga PPPK: Dua Dekade Pengabdian
Jasman mulai bekerja di Satpol PP Kabupaten Lingga pada tahun 2005 sebagai tenaga honorer.
Bertahun-tahun ia mengabdikan diri menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Dabo Singkep. Setelah lebih dari satu dekade, ia kemudian diangkat menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) di lingkungan Satpol PP Lingga.
Kini, setelah melewati perjalanan panjang penuh dedikasi, ia akhirnya menapaki babak baru dalam kariernya sebagai PPPK, yang menandakan pengakuan atas pengabdiannya selama ini.
Ujian Berat: Kehilangan Penglihatan Saat Bertugas
Sekitar satu tahun silam, cobaan berat menimpa Jasman. Suatu malam saat sedang piket jaga, ia merasakan tubuhnya tidak enak. Ia meminta izin kepada rekan piketnya untuk pulang lebih awal.
“Saya bilang, kalau kepulangan saya ini tidak dibenarkan, saya siap menerima sanksi. Tapi badan saya benar-benar tidak kuat,” kenangnya dengan suara lirih saat diwawancarai, Senin (06/10/2025).
Sesampainya di rumah, Jasman langsung beristirahat. Namun, ketika bangun keesokan harinya, dunia seolah runtuh baginya, matanya tidak lagi bisa melihat.
“Pagi itu, ketika saya buka mata, semuanya gelap. Saya tidak bisa melihat apa-apa,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Dukungan Keluarga Menjadi Kekuatan
Hari-hari setelah kehilangan penglihatan bukan hal mudah bagi Jasman. Ia sempat terpuruk dan merasa putus asa. Namun, dukungan dan kasih sayang dari istri serta tiga anaknya membuat semangat hidupnya kembali menyala.
“Saya hampir menyerah. Tapi istri dan anak-anak saya terus menguatkan saya. Mereka bilang, bapak masih bisa berguna walau dengan kondisi sekarang,” ungkapnya penuh haru.
Penulis : Ivantri Gustianda
Halaman : 1 2 Selanjutnya