Program pembinaan kemandirian Lapas Kelas III Dabo Singkep sukses melatih warga binaan bertani kangkung hingga menghasilkan keuntungan ekonomi dan keterampilan hidup.
Lingga – ihand.id | Inovasi luar biasa datang dari warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Dabo Singkep, Kabupaten Lingga.

Dengan memanfaatkan lahan kosong di area belakang kamar hunian, para warga binaan sukses menyulap lahan sempit tersebut menjadi kebun kangkung produktif yang menghasilkan cuan setiap harinya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Setiap hari, dari kebun sederhana itu, mereka mampu memanen hampir 100 ikat kangkung segar yang kemudian dijual kepada pengepul sayur di wilayah Dabo Singkep.
Aktivitas ini tidak hanya menjadi kegiatan positif bagi warga binaan, tetapi juga membawa dampak ekonomi nyata bagi mereka.
Pada Rabu (5/11/2025), warga binaan bersama petugas lapas kembali melakukan panen bersama. Sebanyak 100 ikat kangkung berhasil dikumpulkan dari kebun hasil kerja keras mereka.
Kebun kangkung tersebut merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang digagas Lapas Dabo Singkep.
Program ini difokuskan untuk membekali warga binaan dengan keterampilan di bidang pertanian dan ketahanan pangan, sehingga ketika mereka selesai menjalani masa hukuman, dapat memiliki bekal untuk hidup mandiri di masyarakat.
Kepala Lapas Kelas III Dabo Singkep, Yusrifa Arif, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar menanam sayur, melainkan juga sarana pembinaan karakter dan kemandirian.
“Kami ingin menanamkan nilai kerja keras, tanggung jawab, dan keterampilan yang bisa bermanfaat ketika mereka kembali ke masyarakat,” ujar Kalapas Yusrifa Arif, Kamis (06/11/2025).
Selain menjadi sarana edukatif, hasil panen kebun kangkung juga dimanfaatkan untuk kebutuhan dapur Lapas, sementara sebagian lainnya dijual kepada masyarakat sekitar.
Langkah ini menjadi bentuk pemberdayaan ekonomi produktif yang tidak hanya menguntungkan warga binaan, tetapi juga mempererat hubungan sosial antara Lapas dan masyarakat Dabo Singkep.
Program ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan di Lapas tidak hanya fokus pada aspek kedisiplinan, tetapi juga membangun mental kerja, keterampilan, dan kemandirian ekonomi.
Tak berhenti pada pertanian saja, Lapas Dabo Singkep juga aktif memberikan pelatihan keterampilan lain seperti memangkas rambut, mengelas, dan servis AC.
Pelatihan tersebut dilaksanakan secara rutin agar warga binaan memiliki lebih banyak peluang ketika kembali ke masyarakat.
“Beberapa hari lalu, kami juga sudah melakukan pelatihan mengelas dan servis AC bagi warga binaan. Pelatihan ini kami lakukan dengan melihat potensi dan peluang yang ada di Kabupaten Lingga, khususnya Dabo Singkep,” jelas Yusrifa.
Yusrifa menambahkan, program pelatihan tidak hanya dilakukan untuk memenuhi target administrasi, tetapi dirancang berdasarkan peluang nyata di lapangan agar keterampilan yang diperoleh warga binaan dapat langsung diterapkan setelah bebas nanti.
“Kami tidak ingin pelatihan ini hanya formalitas. Setiap warga binaan harus punya peluang untuk mempraktikkan keterampilannya setelah keluar dari Lapas,” tutup Kalapas Dabo Singkep itu.
Melalui berbagai program tersebut, Lapas Kelas III Dabo Singkep terus menunjukkan komitmennya dalam membina dan mempersiapkan warga binaan agar bisa kembali menjadi anggota masyarakat yang produktif dan bertanggung jawab.
Kebun kangkung yang awalnya hanya eksperimen kecil kini menjadi simbol keberhasilan pembinaan di bidang pertanian, membuktikan bahwa di balik tembok penjara pun masih tumbuh semangat untuk berubah, belajar, dan berkontribusi bagi lingkungan sekitar.
Penulis : Ivantri Gustianda




















