Setelah era Ramsey, Ipswich kembali mengalami masa keemasan di bawah asuhan Sir Bobby Robson dari tahun 1969 hingga 1982.
Di bawah kepemimpinan Robson, Ipswich menjadi kekuatan yang diperhitungkan, terutama di Eropa.
Puncak kejayaan ini terjadi saat Ipswich Town menjuarai UEFA Cup (sekarang UEFA Europa League) pada tahun 1981, setelah mengalahkan AZ Alkmaar dalam partai final dua leg.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tim ini diperkuat oleh pemain-pemain legendaris seperti Paul Mariner, Terry Butcher, Arnold Mühren, dan John Wark.
Di level domestik, Ipswich juga menjadi pesaing tangguh di papan atas Liga Inggris dan kerap mengancam dominasi klub-klub besar seperti Liverpool dan Manchester United.
Masa Sulit dan Kebangkitan Kembali
Setelah kepergian Robson ke Timnas Inggris, performa Ipswich perlahan menurun. Klub mengalami degradasi dan bahkan terjerumus ke kasta bawah dalam struktur liga Inggris.
Meski sempat promosi ke Premier League pada awal 2000-an, mereka kembali terdegradasi dan harus berjuang di divisi Championship bahkan League One.
Namun, semangat tak pernah padam. Pada musim 2023–2024, di bawah asuhan pelatih muda berbakat Kieran McKenna, Ipswich Town berhasil promosi kembali ke Premier League setelah absen lebih dari dua dekade.
Momentum ini menjadi titik balik yang sangat emosional bagi fans klub, yang tetap setia mendukung klub dari tribun Portman Road, kandang legendaris Ipswich Town sejak tahun 1884.
Ipswich Town dalam Budaya dan Komunitas
Ipswich bukan hanya klub sepak bola. Ia adalah napas kota, bagian dari identitas lokal masyarakat Suffolk.
Klub ini memiliki basis pendukung yang militan dan komunitas akar rumput yang aktif, menjadikan sepak bola sebagai instrumen pemersatu lintas generasi.
Dengan semangat sejarah, kejayaan masa lalu, dan masa depan yang penuh harapan, Ipswich Town FC terus menulis kisah barunya di dunia sepak bola.
Penulis : Redaksi
Halaman : 1 2