AFC Bournemouth: Dari Klub Pinggiran ke Panggung Tertinggi Sepak Bola Inggris

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 5 Mei 2025 - 16:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

AFC Bournemouth mungkin bukan nama yang seakrab Manchester United atau Liverpool di telinga pecinta sepak bola Indonesia | f. Ist

AFC Bournemouth mungkin bukan nama yang seakrab Manchester United atau Liverpool di telinga pecinta sepak bola Indonesia | f. Ist

Namun justru dari titik terendah inilah kebangkitan dimulai.

Kebangkitan Bersama Eddie Howe (2008–2015)

Di tengah keterpurukan itu, seorang mantan pemain muda bernama Eddie Howe ditunjuk sebagai manajer pada Desember 2008, saat usianya baru 31 tahun.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ini adalah keputusan yang dianggap penuh risiko, namun juga jenius. Di tangan Howe, tim yang sempat nyaris terdegradasi dari sistem liga profesional ini perlahan bangkit.

Dengan pendekatan taktik modern, permainan menyerang, dan kemampuan luar biasa dalam membangun kekuatan tim dari sumber daya minim, Howe membawa Bournemouth promosi ke League One pada 2010, lalu ke Championship pada 2013.

Namun puncaknya terjadi pada musim 2014–2015, saat AFC Bournemouth mengejutkan dunia dengan menjadi juara Championship dan untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, promosi ke Premier League—kompetisi kasta tertinggi sepak bola Inggris.

Ini adalah pencapaian luar biasa untuk klub dengan anggaran rendah, stadion kecil, dan sejarah panjang di liga bawah.

Baca Juga:  Menelusuri Sejarah Klub Fulham FC: Klub Tertua di London yang Bertahan Lewat Zaman dan Tetap Berjaya di Liga Inggris

Era Premier League: Mimpi Jadi Nyata (2015–2020)

Musim 2015/2016 menjadi musim debut AFC Bournemouth di Premier League. Meski banyak yang memprediksi mereka akan langsung terdegradasi, Eddie Howe dan pasukannya tampil mengejutkan dengan gaya bermain menyerang yang atraktif.

Bournemouth berhasil bertahan di Premier League selama lima musim berturut-turut, dengan pencapaian terbaik finis di posisi ke-9 pada musim 2016/2017.

Keberhasilan ini menjadikan mereka simbol klub kecil yang mampu menembus dominasi klub-klub besar, sekaligus menjadi contoh sukses dalam pengelolaan klub sepak bola modern.

Jatuh dan Bangkit Kembali (2020–Sekarang)

Sayangnya, pada musim 2019/2020, performa Bournemouth menurun dan mereka akhirnya harus kembali terdegradasi ke Championship.

Eddie Howe mengundurkan diri setelah 8 tahun penuh prestasi. Namun klub tak tinggal diam.

Setelah dua musim di Championship, mereka kembali promosi ke Premier League pada 2022 di bawah manajer Scott Parker, yang kemudian digantikan oleh Gary O’Neil dan saat ini dipimpin oleh Andoni Iraola.

Baca Juga:  Dari Pub Hingga Puncak Liga Champions: Kisah Panjang dan Berliku Berdirinya Klub Sepak Bola Chelsea FC yang Kini Menjadi Raksasa Eropa

Kini, AFC Bournemouth terus berkembang sebagai klub profesional yang stabil, dengan dukungan pemilik baru dari Amerika, Bill Foley, yang berkomitmen mengembangkan klub secara berkelanjutan.

Kesimpulan: Sebuah Cerita tentang Harapan

Kisah AFC Bournemouth bukan hanya tentang sepak bola. Ini adalah kisah tentang komunitas, harapan, dan semangat juang.

Dari klub kecil yang nyaris bangkrut hingga tampil di hadapan jutaan penonton di Premier League, AFC Bournemouth telah membuktikan bahwa mimpi besar bisa diraih siapa saja—asal ada semangat untuk berjuang, setia dalam kesulitan, dan tidak takut mengambil risiko.

Di dunia sepak bola yang kian digerakkan oleh uang dan kekuasaan, kisah The Cherries mengingatkan kita bahwa akar dari olahraga ini tetaplah semangat dan kebersamaan.

Penulis : Redaksi

Follow WhatsApp Channel ihand.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Aksi Solidaritas Mendukung Tempo Melawan Gugatan Rp 200 Miliar oleh Mentan Amran Sulaiman
E. Aura Naqiyya Qalesya Harumkan Nama Lingga, Raih Terbaik II di Ajang FTBI Provinsi Kepri 2025
Gemuruh Semangat HKN ke-61 di Lingga: 14 Puskesmas Gelar Baksos Serentak, Ratusan Warga Tumpah Ruah di Sungai Buluh
Dinkes Lingga Catat 21 Kasus Kanker Sepanjang 2025, 1 Pasien Meninggal Dunia
Kejati Kepri Terima Kunjungan Sesjampidum Kejagung RI: Dorong Transparansi dan Akuntabilitas Penegakan Hukum
Wakajati Kepri: Risiko Hukum Bisa Timbul Jika Pengelolaan Keuangan Negara Abai Prinsip Good Governance
PAUD di Lingga Timur Terima Bantuan APE dari Pemkab Lingga, Dorong Anak Belajar Sambil Bermain
Feby Sarianty Novrizal Tinjau Posyandu Semangka di Bukit Langkap, Dorong Layanan Rutin dan Pencegahan Stunting di Lingga Timur
Berita ini 122 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 3 November 2025 - 13:17 WIB

Aksi Solidaritas Mendukung Tempo Melawan Gugatan Rp 200 Miliar oleh Mentan Amran Sulaiman

Minggu, 2 November 2025 - 12:51 WIB

E. Aura Naqiyya Qalesya Harumkan Nama Lingga, Raih Terbaik II di Ajang FTBI Provinsi Kepri 2025

Sabtu, 1 November 2025 - 21:34 WIB

Gemuruh Semangat HKN ke-61 di Lingga: 14 Puskesmas Gelar Baksos Serentak, Ratusan Warga Tumpah Ruah di Sungai Buluh

Jumat, 31 Oktober 2025 - 13:55 WIB

Dinkes Lingga Catat 21 Kasus Kanker Sepanjang 2025, 1 Pasien Meninggal Dunia

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:21 WIB

Wakajati Kepri: Risiko Hukum Bisa Timbul Jika Pengelolaan Keuangan Negara Abai Prinsip Good Governance

Berita Terbaru