“Kami menyambut baik rencana investasi karbon kredit ini. Dari sekian banyak kabupaten di Indonesia, Lingga dipilih setelah Katingan di Kalimantan. Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami,” ujarnya.
Novrizal menjelaskan, Kabupaten Lingga memiliki 24 ribu hektare kawasan mangrove, dengan 12 ribu hektare di antaranya sudah dikelola oleh Koperasi Mangrove Lestari Lingga. Hal ini menjadi modal besar bagi pengembangan karbon kredit.
Wabup memastikan Pemkab Lingga siap mendukung segala bentuk perizinan yang diperlukan demi kelancaran investasi ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Novrizal, kualitas karbon di Kabupaten Lingga sudah pernah diteliti oleh IPB dan beberapa universitas lain, termasuk Universitas Riau. Hasilnya, karbon yang ada di Lingga dikategorikan sangat baik atau premium.
“Nantinya perusahaan akan melakukan studi kelayakan (Feasibility Study) bersama koperasi lokal. Setelah hasil kualitas karbon didapat, barulah dilakukan perdagangan karbon. Dalam tiga tahun operasional, masyarakat Lingga sudah bisa merasakan manfaatnya, termasuk aliran dana CSR,” jelasnya.
Selain keuntungan finansial, proyek karbon kredit ini juga membawa dampak positif bagi lingkungan.
Kawasan hutan dan mangrove akan lebih terjaga dari aktivitas penebangan liar, sementara kualitas udara di Lingga akan semakin bersih.
“Kami yakin masyarakat akan mendapatkan manfaat besar dari proyek ini, baik melalui program CSR maupun dari lingkungan yang lebih sehat dan lestari,” pungkas Novrizal.
Dengan masuknya Kabupaten Lingga sebagai calon lokasi proyek karbon kredit internasional, peluang daerah ini untuk berkembang semakin besar, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
Penulis : Cahyo Aji
Halaman : 1 2