Sementara itu, Ketua Panitia Dony Firmansyah menegaskan bahwa Dabo Master 3 lahir dari semangat untuk mencetak bibit-bibit unggul bulutangkis dari Bumi Bunda Tanah Melayu.
“Kami ingin Lingga memiliki atlet potensial yang bisa menembus tingkat provinsi bahkan nasional. Pembinaan harus berjenjang, dimulai sejak usia dini hingga remaja,” ujarnya penuh optimisme.
Tahun ini, turnamen diikuti 68 peserta kategori usia dini dan 29 pasangan ganda umum, terbagi dalam kelompok usia SD U-11 hingga U-12 putra-putri, serta SMP U-13 hingga U-15 putra-putri.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagi masyarakat Lingga, Dabo Master 3 bukan lagi sekadar kompetisi olahraga, melainkan sebuah simbol kebersamaan, sportivitas, dan motor penggerak lahirnya generasi emas bulutangkis.
Dengan sorot lampu lapangan, raungan semangat penonton, dan keringat para pemain muda, GOR Wisma Ria menjelma menjadi panggung lahirnya harapan baru bagi olahraga di Tanah Melayu.
“Lingga harus punya pemain yang bisa mengharumkan nama daerah. Dari sinilah langkah itu kita mulai,” pungkas Dony dengan nada penuh keyakinan.
Turnamen ini pun diyakini akan menjadi catatan penting dalam sejarah olahraga Kabupaten Lingga, sekaligus pintu gerbang menuju lahirnya atlet-atlet yang kelak bisa mengibarkan Merah Putih di kancah nasional.
Penulis : Cahyo Aji
Halaman : 1 2