Bupati Lingga Berharap Pengurus Dekranasda Mampu Bekerja Maksimal Promosikan Tudong Manto

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 5 April 2022 - 08:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Lingga, Maratusholiha mengajak Lingga kembali menghidupkan pengrajin UKM Batik serta UKM lainnya guna menghidupkan ekonomi masyarakat di masing-masing desa yang ada di Kabupaten Lingga.

Ketua Dekranasda menambahkan Dekranasda hadir untukmeningkatkan daya saing kerajinan berbasis kearifan lokal dengan selera global melalui pengembangan inovasi, desain, kreativitas dan efisiensi.

Selain itu tambahnya lagi, pemerintah daerah melalui OPD terkait harus mendorong perluasan akses pasar bagi produk-produk kerajinan, membangun ekosistem industri kerajinan melalui penguatan potensi kerajinan Indonesia serta mendorong industri kecil dan menengah (IKM) kerajinan masuk kedalam rantai pasok global.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Terkait ide kreatif dalam menghidupkan kembali ekonomi masyarakat yang disampaikan oleh Ketua Dekranasda ini, seluruh kepala OPD terkait mendukung penuh dan siap bersinergi dalam upaya memotivasi desa agar menggali potensi yang ada di masing-masing daerahnya.

“Kita memiliki pokok-pokok program Dekranas masa bakti 2019- 2024 seperti pengembangan dan perluasan kerjasama/ pangsa pasar melalui promosi pameran didalam dan luar negeri baik secara offline maupun online” sebut Ibu Maratusholiha beberapa waktu lalu.

Selanjutnya dia menambahkan akan memfasilitasi kepada pengrajin untuk perlindungan kekayaan intelektual seperti halnya merek, desain industri, hak cipta dan indikasi geografis.

Selain itu juga, sebagai upaya produk Lingga lebih dikenali oleh daerah luar, Pemerintah daerah Kabupaten Lingga akan mempersiapkan tehnik promosi, baik itu promosi melalui media sosial serta hal-hal strategis yang lebih mudah dijumpai oleh banyak peminat.

Adapun produk hasil kerajinan dari kegiatan dekranasda seperti Tudong Manto.

Tudung manto merupakan kain penutup kepala yang terbuat dari berbagai jenis kain seperti kain kase, kain sifon, kain sari, dan kain sutera dengan warna yang beragam. Tudung manto memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari lebar 60 cm dan panjang 150 cm hingga panjang 200 cm. Ciri
khas utama tudung manto adalah hiasan wajib berbentuk tekat dengan berbagai motif yang dibuat menggunakan kawat lentur seperti benang berwarna perak ataupun emas yang disebut genggeng atau kelingkan.

Baca Juga:  Dispusip Lingga Gelar Kegiatan Literasi di Tanjung Buton: Tingkatkan Minat Baca dan Budaya Literasi Masyarakat

Perempuan Melayu di Daik mengenakan kain penutup kepala yang disebut tudung manto. Kain penutup kepala ini memiliki hiasan yang khas dan berbeda dengan penutup kepala yang dikenakan oleh perempuan Melayu di daerah lain di Kepulauan Riau. Perempuan Melayu di
Kelurahan Daik Kabupaten Lingga telah mengenal tudung manto sejak tahun 1700-an, dengan berkembangnya pengetahuan serta keterampilan bertenun di daerah Kampung Mentok, Siak, Sepincan, Tanda, dan Gelam.4
Sekarang kurang lebih 200 tahun telah berlalu, tudung manto masih diproduksi dan dipakai oleh perempuan Melayu di sana. Kemampuan tudung manto bertahan sebagai pakaian adat yang menunjukkan bahwa ia mengandung makna tertentu. Ia merupakan wahana bagi serangkaian makna yang penting bagi orang Melayu Daik.

Jika dilihat sepintas, tudung manto hanya
terlihat sebagai sehelai kain yang merupakan
bagian dari pakaian adat bagi perempuan Melayu Daik. Namun jika dikaji lebih dalam, tudung manto mengandung serangkaian makna yang dipahami bersama oleh suku bangsa Melayu Daik. Rangkaian makna tersebut merupakan bagian dari sistem makna yang membangun kebudayaan mereka. Dengan mengkaji makna yang terkandung dalam tudung manto, kita bisa
memahami nilai-nilai budaya yang mendasari kehidupan orang-orang Melayu Daik.

Baca Juga:  Waka Polres Lingga Kompol Andi Sutrisno Turun Tangan Bantu Pemakaman Warga, Wujudkan Kehadiran Polri di Tengah Duka

Setiap motif yang terdapat dalam sehelai
kain tudung manto mengandung makna tertentu yang dipahami bersama oleh masyarakat Melayu Daik. Makna-makna yang ada merupakan konsepsi tentang sesuatu yang dianggap baik, bernilai, dan dicita-citakan oleh orang Melayu Daik. Motif
yang dipakai berbentuk tumbuhan dan hewan yang dipilih secara teliti untuk menjadi wahana bagi konsepsi. Motif-motif tersebut tidak dengan sendirinya menjadi simbol bagi suatu konsepsi, melainkan konsepsi atau nilai itu yang sengaja dilekatkan pada motif-motif yang ada, sehingga motif itu menjadi suatu simbol. Melekatkan motif dengan suatu konsepsi dilakukan dengan sangat teliti. Motif-motif itu dipilih berdasarkan pada pengamatan terhadap kesesuaian antara nilai dan
konsepsi dengan kondisi alamiah motif. Dengan demikian, motif hias tudung manto dapat dipisah dari konsepsi atau nilai yang dikandungnya, sesuai dengan perkembangan alam pikiran masyarakat Melayu yang memakainya.

Semua simbol dibuat dengan tujuan tertentu.
Sistem simbol dalam kain tudung manto sebenarnya adalah sarana pengingat kepada norma dan nilai ideal budaya Melayu Daik. Dengan memakai tudung manto diharapkan si pemakai maupun orang Melayu lainnya yang melihat selalu teringat kepada norma dan nilai budaya mereka yang tersimpan dalam motif tersebut. Oleh sebab itu,
mereka terdorong untuk tetap menjaga perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang diyakini bersama. Pentingnya nilai yang terkandung dalam setiap motif menjadikan tudung manto sebagai benda yang dimuliakan dan bahkan dianggap bertuah, sebagaimana ungkapan Melayu berbunyi
“mulie kaian karne bermakne” (mulia kain karena mengandung makna). (Icoel)

Follow WhatsApp Channel ihand.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Bupati Lingga Paparkan Monev KIP 2025, Tegaskan Komitmen Transparansi Informasi Publik
Dekranasda Lingga Matangkan Festival Warisan Bunda 2026 untuk Penguatan UMKM dan Budaya Lokal
Pemerintah Dabo Lama, BPBD dan BMKG Gelar Sosialisasi Mitigasi Banjir Rob untuk Warga Pesisir
Jauh Dimata Dekat Dihati: Apri Fajar Hermanto Salurkan Puluhan Paket Sembako untuk Warga di Sungai Buluh
Warga Kampung Baru, Muri, Ditemukan Meninggal di Rumahnya: Rekan Kerja dan Keluarga Kaget
Pembangunan Rusun ASN Pemkab Lingga Masih Tunggu Persetujuan Pusat
Lingga Raih Peringkat 2 Terbaik Nasional dalam Pemantauan Kebutuhan Pokok 2025
Malam Hiburan Pertunjukan Kesenian Meriahkan Hari Jadi Kabupaten Lingga ke-22 Tahun 2025
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 19 November 2025 - 18:19 WIB

Bupati Lingga Paparkan Monev KIP 2025, Tegaskan Komitmen Transparansi Informasi Publik

Rabu, 19 November 2025 - 17:52 WIB

Dekranasda Lingga Matangkan Festival Warisan Bunda 2026 untuk Penguatan UMKM dan Budaya Lokal

Rabu, 19 November 2025 - 17:45 WIB

Pemerintah Dabo Lama, BPBD dan BMKG Gelar Sosialisasi Mitigasi Banjir Rob untuk Warga Pesisir

Rabu, 19 November 2025 - 17:40 WIB

Jauh Dimata Dekat Dihati: Apri Fajar Hermanto Salurkan Puluhan Paket Sembako untuk Warga di Sungai Buluh

Rabu, 19 November 2025 - 17:17 WIB

Warga Kampung Baru, Muri, Ditemukan Meninggal di Rumahnya: Rekan Kerja dan Keluarga Kaget

Berita Terbaru