“Musim selatan sedang berlangsung. Tadi kapal tongkang pengangkut BBM sempat harus berlindung di pulau karena badai. Tapi insya Allah, kalau tidak ada kendala, subuh ini kapal sudah bisa sandar di Dabo,” jelasnya.
Namun, penjelasan tersebut belum cukup meredam keresahan publik. Masyarakat tetap meminta adanya transparansi dan pengawasan terhadap distribusi BBM, termasuk pengawasan terhadap kios-kios BBM eceran yang diduga sengaja menutup usahanya saat krisis, lalu menjual dengan harga tinggi ketika pasokan datang.
Situasi ini menjadi peringatan keras bagi Pemkab Lingga untuk tidak memandang sepele sistem distribusi energi di daerah kepulauan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
BBM bukan sekadar komoditas, melainkan urat nadi ekonomi dan mobilitas rakyat. Ketika distribusi terganggu dan pengawasan lemah, dampaknya langsung menyentuh kehidupan warga kecil.
Dabo Singkep dan wilayah Lingga secara umum memerlukan sistem distribusi BBM yang tangguh, transparan, dan adil.
Pemerintah daerah juga didesak untuk membentuk tim pengawas gabungan guna menindak tegas oknum yang mempermainkan kelangkaan dan memperkaya diri di tengah penderitaan rakyat.
Saat harga sembako melambung dan lapangan pekerjaan makin sulit, masyarakat berharap setidaknya energi dasar seperti BBM tidak menjadi beban tambahan.
Sudah cukup rakyat bertahan dengan ekonomi sulit, jangan biarkan mereka bertarung pula demi setetes bensin.
Penulis : Vatawari
Halaman : 1 2