Dari limbah sabut kelapa, lahirlah cocofeat dan cocofiber yang kini menjadi komoditas bernilai tinggi. Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, berpotensi besar mengembangkan produk turunan kelapa ini hingga pasar internasional.
Ihand.id – Lingga – Bisnis – Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kelapa terbesar di Indonesia.

Selain menghasilkan buah kelapa untuk konsumsi, bagian sabut kelapa yang sering dianggap limbah ternyata memiliki nilai ekonomis tinggi jika diolah dengan tepat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dua produk unggulan yang lahir dari pengolahan sabut kelapa adalah cocofeat dan cocofiber.

Apa Itu Cocofeat dan Cocofiber?
Cocofeat adalah media tanam organik berbahan dasar serbuk sabut kelapa yang dipadatkan dalam bentuk balok (cocopeat block).
Produk ini banyak digunakan untuk pertanian modern, khususnya sistem hidroponik, green house, dan media semai tanaman hortikultura.

Cocofiber adalah serat panjang dari sabut kelapa yang dihasilkan melalui proses penguraian.
Produk ini dimanfaatkan dalam berbagai industri, seperti bahan pembuatan kasur, jok mobil, geotekstil, hingga bahan baku produk kerajinan bernilai tinggi.
Proses Pengolahan Cocofeat dan Cocofiber
1. Pengumpulan Sabut Kelapa
Sabut kelapa dikumpulkan dari petani atau hasil samping industri kelapa. Biasanya sabut dianggap limbah, namun inilah bahan utama untuk menghasilkan cocofiber dan cocofeat.
2. Proses Penguraian (Defibring)
Sabut kelapa diproses dengan mesin khusus untuk memisahkan serat (cocofiber) dan serbuk (cocopeat). Cocofiber akan berbentuk serat panjang, sementara serbuknya diproses lebih lanjut menjadi cocofeat.
3. Pencucian dan Pengeringan
Cocofiber dan cocopeat dicuci untuk menghilangkan zat kimia alami seperti tannin yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Setelah itu dikeringkan secara alami atau menggunakan mesin pengering.
4. Pengemasan
Penulis : Cahyo Aji
Halaman : 1 2 Selanjutnya